satunusantaranews, Jakarta – Dalam rangka memperingati HUT ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia, Ketua Umum Badan Pengurus Pusat (BPP) Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), Mardani H. Maming, mengingatkan pemuda untuk selalu berjuang dalam menjaga kedaulatan ekonomi (17/8).
Maming berharap para pengusaha bisa berperan aktif menggerakkan perekonomian bangsa. Ia juga berharap usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) khususnya di bawah organisasinya juga bisa lahir sebagai puncak perekonomian bagi bangsa dan negara.
Peran pengusaha Hipmi di era new normal ini sangat diharapkan mampu membangun ekosistem sistem usaha yang sehat, serta berperan aktif dalam membangun ekonomi bangsa pasca pandemi COVID-19 seperti saat ini.
“Diharapkan, dapat menciptakan anak muda yang nasionalis dan harus bermain di negerinya sendiri untuk mendirikan suatu iklim ekonomi yang berpihak kepada anggota dengan diberi mandat,” tuturnya.
Kemerdekaan ekonomi bisa dicapai jika pemikiran anak muda Indonesia mulai berubah dari pola pikir bekerja untuk orang lain, menjadi bekerja secara mandiri dan mempekerjakan orang lain, ujarnya.
“Kita bisa merdeka dari penjajahan, tapi kita belum merdeka dari perekonomian. Perjuangan-perjuangan itulah yang harus kita bisa perjuangkan dan kita harus selalu mengingat, tidak ada sejarah negara dan tidak ada sejarah bangsa ini yang bisa merubah. Kecuali yang merubah adalah anak muda”, tegas Maming.
Pandemi COVID-19 telah menghantam semua lini, termasuk ekonomi. Namun, ekonomi bisa ditingkatkan jika banyak bermunculan entrepreneur muda yang mampu menciptakan lapangan pekerjaan.
Dan untuk menjadi negara maju kita butuh 10 persen jumlah penduduk untuk menjadi pengusaha. Tingkat pengangguran pun bisa dikurangi sehingga pergerakan ekonomi bisa meningkat, lanjutnya.
Dalam lima hingga 10 tahun ke depan, bahwa pemimpin bangsa Indonesia adalah anak muda dalam memasuki era bonus demografi, harap mantan Bupati Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan ini.
Namun, Mardani H. Maming mengingatkan pemerintah harus mengatur regulasi agar anak-anak muda berani menjadi pengusaha. Jika tidak, maka bukan era bonus demografi yang dihadapi tetapi era bencana bonus demografi.
Leave a Comment