Positif Covid-19 Tinggi Usai Bencana, Minta Ada Ruang Isolasi di Pengungsian

satunusantaranews, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti menyoroti tingginya angka pandemi di Sulawesi Barat pascagempa mengguncang. Dari angka yang dilansir Emergency Medical Team Ikatan Dokter Indonesia angka positif COVID-19 usai bencana melonjak sekitar 70 persen. Mantan Ketua Umum PSSI itu pun meminta pemerintah segera mengambil tindakan cepat untuk mengatasi hal tersebut.

"Kasus COVID-19 yang melonjak sekitar 70 persen itu termasuk pengungsi dan relawan. Untuk mencegah kasus COVID-19 di pengungsian, harus segera dibuatkan ruang isolasi bagi penderita COVID-19 dengan cepat," kata LaNyalla dalam keterangan resminya, Selasa (9/2/2021).

Perlu diketahui, rumah sakit khusus penanganan COVID-19 rusak akibat gempa yang melanda. Rusaknya fasilitas kesehatan tersebut bisa saja menjadi salah satu sebab tingginya angka positif corona di Sulawesi Barat usai bencana.

"Para relawan harus lebih cepat ditangani karena bisa jadi merupakan OTG (Orang Tanpa Gejala), sehingga sangat berpotensi menularkan kepada para pengungsi," papar alumnus Universitas Brawijaya Malang tersebut.

Diakui Senator Dapil Jawa Timur itu tak mudah menanggulangi bencana di wilayah pengungsian. Namun, tetap harus menjadi prioritas penyelamatan karena efeknya berdampak luas.

"Penanganan COVID-19 saat bencana memang tidak mudah. Tetapi tetap harus menjadi prioritas karena efeknya bisa meluas dan khawatir tidak dapat dikendalikan," kata LaNyalla.

Emergency Medical Team Ikatan Dokter Indonesia mengingatkan pentingnya sarana isolasi di wilayah terdampak gempa di Kabupaten Majene dan Mamuju, Sulawesi Barat. Kasus pandemi di daerah-daerah tersebut meningkat sehingga mengakibatkan angka terkonfirmasi positif Sulbar naik 70 persen dalam 23 hari.

Penulis: Sri Abdini
Editor: Bambang P

Baca Juga