UGM Temukan Alat Penyimpan Vaksin ‘Smart Vaccine Tube’

UGM Temukan Alat Penyimpan Vaksin 'Smart Vaccine Tube'
Ketua DPD RI bersama sejumlah Senator saya berkunjung ke pusat laboratorium GeNose milik UGM di Yogyakarta, beberapa waktu lalu.

satunusantaranews, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, memberikan apresiasi kepada Universitas Gajah Mada (UGM) yang berhasil menemukan teknologi alat penyimpanan vaksin Covid-19, Smart Vaccine Tube. Inovasi teknologi yang ditemukan UGM tersebut patut untuk diberikan perhatian agar dapat dikembangkan.

"Saya mengapresiasi temuan teknologi tersebut. Kiprah perguruan tinggi sebagai mitra pemerintah ditunjukkan Kampus UGM yang berinovasi mengembangkan alat penyimpanan vaksin Covid-19," jelas LaNyalla (1/9).

Smart Vaccine Tube amat berguna bagi pemerintah dalam mendistribusikan vaksin ke daerah-daerah terpencil dan kepulauan yang membutuhkan waktu lama berhari-hari di dalam perjalanan.

Alat temuan UGM itu mampu menjaga suhu 2-8 derajat celcius, sehingga vaksin yang disalurkan aman meskipun waktu pengirimannya lama. Dengan alat tersebut, LaNyalla berharap target pemerintah menciptakan kekebalan tubuh kelompok atau herd immunity dapat tercapai dengan cepat.

"Dengan temuan ini pemerintah akan dapat mempercepat akselerasi program vaksinasi dengan kemampuan menjangkau seluruh daerah," paparnya. Sekaligus berharap temuan teknologi alat penyimpan vaksin tersebut dapat dikembangkan lebih lanjut. Pasalnya, dengan teknologi tersebut pemerintah akan segera menjangkau setiap daerah 3 T.

"Terkait dengan hal ini, sebagaimana permintaan BPOM agar vaksin terjaga mutunya hingga di pelosok desa, teknologi ini dapat dijadikan jawaban. Tinggal perlu segera difinalisasi mengenai kapasitas dan keunggulan teknologi tersebut," demikian LaNyalla.

Penyimpanan vaksin perlu disimpan di lemari pendingin bersuhu antara 2 hingga 8 derajat Celsius untuk vaksin Sinovac. Penyimpanan vaksin yang tepat dapat memperpanjang umur vaksin Sinovac hingga tiga tahun. Tetapi jika menggunakan kontainer pasif, vaksin hanya memiliki ketahanan hingga 6 jam. Vaksin yang sudah dibuka pun tidak boleh disimpan kembali ke dalam pendingin dan harus segera dibuang.

Vaksin juga tidak boleh terpapar sinar matahari langsung agar kualitas vaksin tetap terjaga. Lalu, untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam mengambil vaksin, vaksin sebaiknya disimpan terpisah dari jenis vaksin lainnya.

Penulis: Gharib
Editor: Bambang

Baca Juga