Gak Cuma Ngomongin Pedes yang Pake Level, Memaafkan Juga Loh
satunusantaranews, Jakarta - Bukan cuma pedes yang pake level. Memaafkan juga. Buat SNReaders kita ada di level 7 kalau mampu memaafkan dalam hitungan menit. Kalau mau di level 1, musti nunggu malaikat maut dulu, baru memaafkan. Jangan sampai di level 0 ya… marahmu dibawa mati, mau?
Setiap orang pernah berbuat kesalahan. Masing-masing dari kita pernah meminta dan menerima maaf. Kita diajarkan untuk bisa selalu memaafkan kesalahan orang lain. Tapi terkadang kenyataannya lebih sulit dan rumit dari yang pernah kita bayangkan.
Puas banget rasanya kalo gak maafin. Apalagi sambil mengucap sumpah, “Lu ga akan gua maafin ampe kapanpun!” Saat ada seseorang berbuat kesalahan dan melukai perasaanmu, sulit untuk rasanya langsung memaafkannya begitu saja. Sebagai contoh, seseorang yang begitu kamu cintai mengaku khilaf telah menduakanmu atau ada sahabat yang begitu kamu percaya tapi malah mengkhianatimu. Saat hati sudah terluka, memberi maaf jelas bukan hal yang mudah untuk dilakukan.
SNReaders sebenarnya mudah kok memaafkan. Bahkan memintanya untuk minta maaf terlebih dahulu pun sebenarnya bukan hal yang begitu rumit. Hanya saja segalanya akan terasa berbeda. Akan ada luka yang ditorehkan. Ada lubang dalam hati yang kemudian meninggalkan keresahan. Banyak hal yang terasa berbeda. Dia yang kamu kenal bukan lagi orang yang sama. Dia telah melukaimu, sulit untuk bersikap seperti dulu lagi padanya.
Iya sih mendapat maaf dari orang lain itu penting. Apalagi kalo kita punya salah. Tapi memaafkan, jauh lebih penting. Kenapa? Bayangkan kalau kesalahan itu tak disengaja, atau malah tak dilakukan sama sekali. Salah paham. Salah liat. Salah dengar. Salah tuduh. Energi-energi negatif itu menetap di aura kita sepanjang masa. Menutup cinta, damai dan sejahtera. Seberapa cepat kita mau membersihkannya? Setinggi itulah level memaafkan kita.
SNReaders... memang hidup kita tak selalu berjalan sesuai dengan keinginan dan harapan. Orang-orang yang kita kenal pun bisa berubah dengan cara yang tak disangka. Menyakiti dan tersakiti jadi bagian dari hubungan kita dengan orang di sekitar kita. Kenyataan ini memang sulit diterima tapi begitulah adanya. Saat hati sudah tersakiti oleh seseorang, memaafkannya jadi tugas terberat kita. Tapi dengan begitu kita akan belajar jadi lebih dewasa. Oiya ini juga berlaku untuk memaafkan diri sendiri ya.
Komentar