Indonesia Rambah Peluang Pasar Produk Modest Fashion di Australia
satunusantaranews, Jakarta – Indonesia merambah peluang pasar produk modest fashion (gaya berbusana tertutup) di pasar Australia dengan menyelenggarakan forum diskusi secara digital “Modest Fashion Trend Australia” (22/10) di sela gelaran Trade Expo Indonesia-Digital Edition (TEI-DE) 2021.
Forum diskusi ini diselenggarakan Kemendag bekerja sama dengan Indonesia Diaspora Business Council (IDBC) di Australia dan Indonesian Fashion Chamber (IFC). Forum diskusi “Modest Fashion Trend Australia” ini bertujuan mendorong produk fesyen muslim Indonesia merambah pasar global melalui Australia.
"Modest fashion merupakan pasar yang tengah berkembang dan menarik perhatian tidak hanya negara-negara muslim tetapi juga negara-negara nonmuslim,” ujar Direktur Pengembangan Produk Ekspor Kemendag Miftah Farid mewakili Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Didi Sumedi.
Dewasa ini konsep modest fashion tidak lagi hanya dikaitkan dengan agama, tetapi telah menjadi pilihan estetika, kenyamanan, dan pilihan gaya hidup. Seperti yang disampaikan Presiden Joko Widodo dan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada pembukaan Trade Expo Indonesia-Digital Edition (21/10), Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat produsen dan kiblat industri fesyen muslim dunia. Untuk itu, Indonesia harus dapat memanfaatkan momentum dan peluang tersebut.
Miftah juga menjelaskan, diaspora Indonesia dapat menjadi importir produk modest fashion Indonesia di pasar Australia. Diaspora Indonesia, khususnya yang bekerja sebagai profesional di bidang industri kreatif, diharapkan dapat memberikan pengetahuan (sharing knowledge) mengenai tren, selera pasar, dan perilaku konsumen produk modest fashion di Australia.
Turut hadir dalam forum diskusi tersebut Wakil Duta Besar RI untuk Australia Mohamad Syarif Alatas, National Director Australia, Indonesia Diaspora Business Council (IDBC) Astrid Varsile; National Chairman Indonesian Fashion Chamber (IFC) Ali Charisma, serta Atase Perdagangan KBRI Canberra Agung Wicaksono Sochirin.
Para peserta yang hadir diantaranya para diaspora Indonesia dari berbagai wilayah di Australia yang berprofesi sebagai certified fashion stylish di Australia, produsen dan pengusaha kosmetik halal, pengusaha produk fesyen muslim, serta konsultan bisnis yang bergerak di bidang modest fashion.
Mohamad Syarif Alatas, Wakil Duta Besar RI Canberra menyampaikan apresiasinya kepada Diaspora Indonesia yang bermukim di Australia yang telah turut serta dalam meningkatkan ekspor produk fesyen muslim Indonesia, khususnya ke Australia.
“Forum modest fashion ini dilakukan untuk mendorong dunia usaha Indonesia memperluas akses pasar produk modest fashion di Australia. KBRI Canberra bekerja sama dengan Kementerian Perdagangan mendukung setiap upaya peningkatan ekspor Indonesia ke Australia. Kami akan memfasilitasi dunia usaha seperti mendorong kerja sama dagang, penjajakan bisnis (business matching), pelatihan ekspor, dukungan
pameran, pendampingan/advokasi, serta promosi dagang,” tutur Syarif.
National Director Australia, Indonesia Diaspora Business Council (IDBC) Astrid Varsile menegaskan, IDBC siap berkolaborasi dengan Kementerian Perdagangan dalam upaya peningkatan ekspor nonmigas Indonesia, khususnya produk modest fashion.
Atase Perdagangan Canberra Agung Wicaksono Sochirin menambahkan, Indonesia juga dapat memanfaatkan perjanjian Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership (IA-CEPA) untuk semakin memperluas pasar Indonesia di Australia.
“Melalui implementasi IA-CEPA, seluruh produk Indonesia yang masuk ke pasar Australia tidak lagi dikenakan tarif. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk
meningkatkan daya saing,” imbuh Agung.
Menurut Agung, IA-CEPA juga memberikan platform kepada dunia usaha Indonesia untuk mengatasi hambatan teknis perdagangan serta penguatan kerja sama untuk mendorong sektor usaha kecil dan menengah agar lebih terintegrasi dengan pasar global.
“Berbagai produk ekspor Indonesia yang berpotensi meningkat signifikan ekspornya ke pasar Australia antara lain adalah tekstil dan produk tekstil (TPT) serta produk aksesori perhiasan yang juga banyak dijumpai pada produk fesyen muslim Indonesia di pasar Australia,” terang Agung.
Total nilai ekspor TPT Indonesia ke Australia pada Januari–Maret 2021 tercatat sebesar USD 64,3 juta atau naik 6,4 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya. Ekspor utama TPT Indonesia terdiri dari kaos bermain bola (jersey), sweter (pullover), cardigan, rompi dari kapas, setelan, jas, gaun, kemeja perempuan dari serat buatan, gaun malam, serta gaun pesta dari serat buatan.
Agung menuturkan, kinerja produk TPT tercatat mengalami peningkatan. “Indonesia lebih mengoptimalkan peningkatan daya saing. Salah satunya adalah nilai tambah melalui pemanfaatan label halal maupun sertifikasi standar teknis lainnya yang dapat dikembangkan oleh Indonesia dengan Australia. Hal tersebut menjadi penting mengingat masih terdapat banyak peluang pasar yang dapat lebih dioptimalkan di pasar Australia, khususnya segmentasi pasar produk modest fashion,” tambahnya.
Australia, lanjut Agung, merupakan salah satu jendela dunia ke pasar global. Jumlah wisatawan muslim asing yang berkunjung ke Australia pada tahun 2019 tercatat sebesar lima juta orang.
“Mari kita manfaatkan peluang yang ada dengan menggali potensi produk-produk modest fashion Indonesia untuk merambah global, khususnya pasar Australia. Selanjutnya, setelah forum ini diharapkan ada tindak lanjut seperti business counseling dan business matching antara dunia usaha Indonesia dan Australia untuk mendorong perluasan pasar produk modest fashion Indonesia di pasar Australia,” pungkas Agung.
Komentar