Kebutuhan Tanda Tangan Elektronik Meningkat, BSrE Sosialisasi di Bali
satunusantaranews, Badung - Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE-BSSN) sosialisasi akbar pemanfaatan Sertifikat Elektronik (SE) untuk wilayah Indonesia Tengah dan Indonesia Timur bertempat di The Trans Hotel dan Resort Bali. Tujuan kegiatan yang diselenggarakan BSrE ini untuk memberikan pemahaman mengenai manfaat sertifikat elektronik yang salah satunya adalah tanda tangan elektronik (TTE).
Sosialisasi dibuka oleh Plt. Deputi Bidang Operasi Keamanan Siber dan Sandi BSSN, Ferdinand Mahulette yang menyampaikan bahwa fenomena keamanan siber sangat dipengaruhi oleh kemajuan teknologi komunikasi termasuk keamanan data digital. Kini seluruh dunia berada pada era yang disebut Reformasi Industri 4.0 yang mana dunia nyata terhubung di segala lini dengan internet yang membentuk dunia siber atau digital.
"Keamanan siber menjadi sebuah keharusan dan untuk mencapainya kita harus menerapkan nilai dan norma pada masyarakat pada ranah digital juga. Semangat 'Make Indonesia 4.0' tidak hanya cukup dengan pembenahan infrastruktur dan transformasi digital namun juga peningkatan pemahaman masyarakat mengenai keamanan digital,” kata Ferdinand Mahulette.
Dan salah satu bentuk digitalisasi adalah penggunaan tanda tangan elektronik (TTE) yang mana penggunaannya secara teknis telah banyak digunakan baik oleh pemerintah pusat maupun daerah sejak 5 tahun terakhir namun secara legalitas TTE telah terbentuk dan dapat digunakan sejak tahun 2008.
Tanda Tangan Elektronik (TTE) dapat memotong alur birokrasi pemerintahan khususnya dalam persuratan menjadi lebih mudah, murah dan dapat dilakukan dimana saja. Manfaat penggunaan TTE ini sangat terasa di masa pandemi seperti sekarang ini dimana sebagian besar pegawai melakukan kerja dari rumah (WFH), dengan Tanda Tangan Elektronik (TTE) kegiatan surat menyurat bukan menjadi kendala lagi.
Saat ini 372 instansi pemerintah telah bekerja sama dengan BSSN terkait implementasi TTE dimana 100 diantaranya adalah instansi pemerintah pusat dan BUMN serta 272 lainnya adalah instansi daerah dan universitas.
Kepala Balai Sertifikat Elektronik (BSrE), Jonathan Gerhard dalam paparannya menyampaikan bahwa TTE bukanlah Tanda tangan digital biasa karena di dalamnya terdapat Sertifikat Elektronik (SE) yang berisikan identitas elektronik berupa kode kriptografi dari pemilik sertifikat elektronik.
Secara umum Sertifikat Elektronik memiliki beberapa manfaat utama antara lain untuk Tanda Tangan Elektronik (TTE), Proteksi Dokumen, Proteksi Email dan Secure Socket Layer.
Sementara di kesempatan yang sama, Ngurah Gede Jaya Saputra Kadis Kominfo Kabupaten Badung selaku narasumber menyampaikan bahwa Kabupaten Badung telah menggunakan TTE sejak tahun 2018. Dinamai Badung Digital Signature.
Penggunaan TTE ini telah dapat diterapkan di seluruh perangkat daerah di pemerintah Kabupaten Badung yang secara umum telah mendukung persetujuan berjenjang pimpinan dan terintegrasi dengan surat arsip digital.
"Selanjutnya kami akan mengembangkan TTE ini agar dapat digunakan oleh perbekel dan lurah di pemkab badung sebagai bentuk digitalisasi birokrasi hingga ke hilir", imbuhnya.
Kabid Persandian, I Putu Sundika mewakili Kepala Dinas Kominfos Provinsi Bali menyampaikan kisah perjalanan bagaimana perjalanan Pemerintah Provinsi Bali mengurus TTE ini dari awal sampai akhirnya terimplementasi sampai sekarang.
Diskominfos Provinsi Bali baru terbentuk tahun 2017 dan bidang persandian sendiri terbentuk pada tahun 2020. Setelah terbentuk kami sudah mendapatkan tugas untuk segera mengimplementasikan TTE. Jadi ketika baru terbentuk itu kami langsung kebut, dari Januari hingga Februari 2020 untuk semua prosesnya termasuk uji coba aplikasi yang akan diintegrasikan dengan TTE hingga akhirnya pada 4 Maret 2020 kami berhasil melaksanakan PKS dan langsung mengimplementasikan TTE pada aplikasi e-Office untuk seluruh perangkat daerah di Pemprov Bali, ujarnya.
Selain itu Sundika juga berbagi kiat-kiat untuk pemerintah daerah yang belum berhasil mengimplementasikan TTE diantaranya adalah pentingnya dukungan dari pimpinan terhadap niatan untuk melakukan transformasi digital. Konsep keamanan informasi juga penting dipahami oleh semua orang bahwa faktor terpenting saat ini dalam keamanan sebuah sistem adalah penggunanya itu sendiri.
“Jadi jika TTE sudah demikian amannya secara sistem, akan menjadi sia-sia jika passwordnya dibagi-bagi,” kata Sundika.
Komentar