Mitos atau Fakta? Cara Makan Bubur Menunjukkan Kepribadian Kita

Mitos atau Fakta? Cara Makan Bubur Menunjukkan Kepribadian Kita
Mitos atau Fakta? Cara Makan Bubur Menunjukkan Kepribadian Kita

satunusantaranews, Jakarta - SNReaders ... tau gak sih kepribadian manusia adalah suatu hal yang unik dan kerap membuat banyak orang penasaran. Bahkan Tak sedikit orang yang mengikuti berbagai macam tes untuk mengetahui kepribadiannya, atau mencoba menebak-nebak kepribadian orang lain berdasarkan berbagai macam faktor. Belakangan ini muncul pendapat di tengah masyarakat, bahwa kepribadian seseorang bisa dilihat pula dari caranya saat makan bubur loh.

Faktanya memang dalam urusan menikmati bubur ayam, masyarakat Indonesia sering kali membaginya ke dalam tim diaduk dan tim tidak diaduk. Kedua tim tersebut pun memiliki maknanya tersendiri yang entah dari mana informasi tersebut akhirnya melekat pada pemikiran masyarakat kita.

SNReaders kali ini mimin merangkum beberapa sumber yang mengatakan kalau memakan menu sarapan ini dapat menentukan kepribadian seseorang. Mari kita mulai dengan tim ubur diaduk yaa.. Banyak pencinta bubur ayam yang lebih suka mengaduk bubur dengan semua topingnya. Katanya sih ini mah, orang-orang yang seperti ini diyakini sebagai orang yang memiliki sifat cuek, memiliki kepercayaan diri yang tinggi, berjiwa bebas, serta dapat menikmati hidupnya dengan baik. Bisa dikatakan mereka adalah kaum young, wild, and free.

Di samping itu, orang di tim makan bubur ayam diaduk ini juga dikenal memiliki kepribadian yang hangat, ramah, humble, dan mudah sekali beradaptasi dengan orang yang baru ditemui. Maka dari itu, orang yang suka makan dengan cara ini dianggap sangat mudah jatuh hati, mudah memberi janji, dan cukup kesulitan dalam menjaga rahasia. Waduuhh gawat nih berarti mimin mudah jatuh cinta dong.. ups..

Next lanjut ke bubur yang gak diaduk! Orang-orang yang suka makan dengan cara ini biasanya orang yang detail sebab dia suka memperhatikan hal-hal kecil yang tidak penting menurut orang lain. Bisa dibilang bahwa sifat orang-orang ini kebalikan dari tim sebelumnya. Mereka sangat terencana, terstruktur, rapi, disiplin, dan teratur. Mereka menyukai segala sesuatu yang sudah terjadwal dan pasti untuk menjamin dirinya tidak terancam. Maka dari itu, mereka tidak bisa menangani adanya perihal yang di luar prediksi dan menyikapinya secara mendadak.

Katanya nih katanya lagi..orang yang suka makan bubur ayam tidak diaduk ini juga suka dengan segala hal-hal yang terlihat sempurna dan indah dipandang (perfeksionis). Kebalikan dari sebelumnya, orang-orang ini sedikit tertutup tentang kehidupan pribadinya. Semua yang dia lakukan seolah-olah sudah terbukukan dan cukup untuk menjadi konsumsi bagi dirinya sendiri saja.

Fenomena ini pun sampai membuat seorang penjual bubur ayam di Kudus, Jawa Tengah membuat poster khusus yang menjabarkan tentang kelebihan dan kekurangan cara makan bubur ayam. Poster tersebut dipasang di gerobaknya dan menjadi viral di media sosial.

Ternyata cara makan bubur ayam diaduk dan tidak diaduk itu bisa menentukan kepribadian seseorang. Seperti yang diunggah oleh akun Instagram @mak_inpoh (06/07). Dalam unggahan tersebut tertulis kepribadian seseorang berdasarkan cara makan bubur ayam.

"Sesuai gak sih sama kepribadian kamu?," tulisnya. Hahaha lucu juga nih abang bubur.

Eits jangan diambil kesimpulan dulu SNReader harus tahu dulu hal ini tuh mitos atau fakta sih? Ternyata menurut beberapa sumber sebenarnya tidak semua tingkah laku dapat mencerminkan kepribadian atau karakter seseorang? Hal ini juga dibahas oleh psikolog bernama Diah Mahmudah bahwa makan bubur itu sebenarnya masalah selera saja. Atau mungkin juga karena mengikuti tren di mana dalam kasus tersebut terjadi karenan adanya proses peniruan.

Oleh karena itu SNReaders kalian tidak boleh seratus persen percaya dengan perkiraan menebak kepribadian dengan cara makan bubur ayam tersebut. Sebab bisa saja, jika tidak berhati-hati malah kita akan salah menebak seseorang. Sehingga orang lain pun akan memiliki pandangan buruk terhadap diri kita okee??

Penulis: Icha
Editor: Nawasanga

Baca Juga