Mendengarkan Musik Bukannya Bikin Bahagia, Ini Kok Bikin Depresi
satunusantaranews, Jakarta - SNNers ... pecinta musik di dunia mungkin beranggapan bahwa musik ialah sebuah seni yang disampaikan melalui nada dan liriknya. Berbeda dengan beberapa orang, mereka beranggapan bahwa musik ialah sebuah teman disaat patah hati. Apalagi musik yang mendayu-dayu dan liriknya yang mendukung suasana hati kita.
SNReaders, ternyata ketika seseorang terlalu dalam melakukan perenungan yang dilakukan sembari mendengarkan musik sedih ini dapat memicu ingatan sedih dan pikiran negatif. Hal ini dibahas oleh Dr. Brian Primack dari Universitas Pittsburgh, tingkat mendengarkan musik sedih yang tinggi bisa memicu depresi loh SNNers.
Dari semua media yang ada di dunia ini, ternyata hanya musik yang menunjukkan hubungan yang signifikan dengan peningkatan risiko depresi. Entah sadar atau tidak mendengarkan musik secara psikologi akan memengaruhi mood dan emosi seseorang. Makanya, ketika berolahraga kamu cenderung mendengarkan lagu dengan beat yang lincah dan musik ceria supaya semakin semangat melakukan gerakan-gerakan atraktif. Bener gak? Atau jika kalian tengah bebersih rumah, lagu yang ada di playlist kalian pasti yang membuat semangat. Biar gak males angkat sapu dan pel nya heehehhe…
Sama halnya untuk membangun nuansa romantis dengan pasangan, kamu juga cenderung memasang lagu-lagu bertema cinta. Ini membuktikan kalau lagu sangat berhubungan dengan atmosfer tertentu. Demikian juga dengan mendengarkan musik sedih dan berbicara tentang hal-hal sedih cenderung membuat orang merasa lebih tertekan setelah mendengarkan musik.
Selain itu juga, masih dengan hasil temuan ilmiah Fakultas Kedokteran Universitas Pittsburgh Amerika Serikat. Musik bergenre pop disebutkan bisa membuat para remaja menjadi depresi. Menurut hasil penelitian tersebut, remaja yang mengalami depresi cenderung mencari jenis musik yang selaras dengan suasana hati mereka. Lagu sebagai sebuah penghibur luka.
Tanpa disadari, hal ini justru akan membuat remaja lebih tertekan. Dalam kondisi seperti ini, kaum remaja mendengarkan musik dapat menjadi salah satu kegiatan yang menarik untuk dilakukan seorang diri, daripada harus berinteraksi. Hal ini yang menyebabkan risiko depresi.
Penelitian ini dilakukan sedikitnya terhadap 106 remaja dengan mencari tahu, media apa yang mereka gunakan untuk mendengarkan musik. Penelitian menunjukkan orang yang menggunakan waktu lebih banyak untuk mendengarkan musik terkena risiko 8.3 kali mengalami depresi.
Terkadang irama sedih tidak selamanya memiliki lirik yang galau juga sih... Kalau lagu sedih yang SNNers dengarkan terselip motivasi justru ini bisa jadi media menyalurkan kesedihan dan membuat kalian move on. Karena lagu sedih bisa bikin kalian meluapkan perasaan negatif. Nah, yang perlu diingat sih untuk menghindari lagu yang bermuatan negatif, unsur balas dendam, dan menyalahkan diri sendiri. Bisa-bisa makin sedih, patah hati, depresi deh.
Oh iya! durasi juga perlu diperhatikan loh. Sebab semakin lama kalian mendengarkan lagu yang memicu depresi, hal ini akan membuatmu semakin terlarut akan sesuatu, termasuk mendengarkan lagu sedih. Jadi, ada baiknya kamu membatasi “momen galaumu”, kemudian segera mengganti playlist-mu dengan lagu-lagu ceria.
Komentar