Wardy dan Melissa Penjual Air Minum yang Miliki Program Peduli Lingkungan dan Sesama
satunusantaranews, Jakarta - Maraknya penjualan air minum dalam kemasan 'galon sekali pakai' di masyarakat justru menjadikan pasangan suami-sitri Wardy (60) dan Melissa (35) memiliki inisiatif untuk menciptakan program kepedulian lingkungan dan juga sesama di bisnisnya tersebut.
Pemilik usaha dagang Kurnia Jaya ini menjual air kemasan dalam 'galon sekali pakai' itu sebagai pilihan bisnis paska di PHK saat pandemi. Sekaligus lewat tagar yang ia buat, #pedulisesamadanlingkungan, suami istri ini pun mengibarkan program kepeduliannya. Wardy mengajak masyarakat, khususnya penghuni Rusunami City Park di Jakarta Barat untuk peduli sesama dan lingkungan.
Dimana sebagai pelanggan 'galon sekali pakai' mereka diajak tidak hanya menikmati Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) yang dibelinya, tapi turut berdonasi melalui galon sekali pakai yang dibelinya tersebut.
"Penjualan kami sebulan bisa mencapai ratusan galon sekali pakai Le Minerale. Kebetulan harga galon bekas cukup bernilai. Bahkan bukan hanya galonnya, botol minuman dan tutup galon juga ada harganya. Setelah terkumpul banyak, kami jual ke pengepul untuk didaur ulang. Hasil penjualannya kami donasikan ke Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) yang berlokasi di Kelapa Gading," papar Melissa (3/1).
Sehingga dari setiap transaksi penjualan, Melissa dan suamii memang mengajak pelanggannya di Rusunami untuk mengembalikan galon dan botol-botol bekas pakai. Sebagai upaya ikut bertanggungjawab agak tak menjadi limbah yang menganggu lingkungan.
Melissa mengungkapkan ide program tersebut muncul tiba-tiba. Awalnya memang mereka sudah rutin berdonasi, lalu berpiikir juga bagaimana caranya mengajak orang-orang untuk berdonasi juga.
“Muncul ide itu, mengumpukan galon sekali pakai ini. Dan kami sebarkan program ini ke masyarakat dan penghuni rusun. Tak disangka ajakan ini mendapat respon yang luar biasa. Terbukti banyak warga sini yang dengan sukarela mengembalikan sendiri galon sekali pakai ini ke toko. Bahkan kalau pagi hari, banyak galon sudah ada di depan toko kami sebelum toko kami buka," tuturnya.
Dalam sebulan donasi yang bisa diberikan bisa mencapai sekitar Rp.600 ribu. Dan karena punya harga lumayan, Wardy bahkan ingin memastikan, 'galon sekali pakai' yang ia jual akan balik lagi ke tokonya. Dirinya pun rela mengambil kembali 'galon sekali pakai' yang sudah kosong ke rumah-rumah pelanggannya itu.
"Seperti karyawan saya sembari mengantarkan 'galon sekali pakai' yang baru akan mengambil juga 'galon sekali pakai' bekas yang sudah kosong. Meski butuh proses, namun semakin banyak kita bisa menarik kembali galon tersebut yang kosong. Maka semakin banyak pula kita bisa berdonasi," ujar Wardy.
Pilihan Wardy dan Melissa mempercayakan donasinya ke Yayasan Tangan Pengharapan (YTP) bukan tanpa alasan. Menurutnya, YTP yang berdiri sejak tahun 2007 lahir dari mimpi anak bangsa yang rindu untuk mengeluarkan masyarakat Indonesia dari keterpurukan dan kemiskinan serta kurang merata dan mahalnya Pendidikan.
Dan YTP adalah yayasan yang transparan. Mereka tidak hanya memberikan yang terbaik kepada masyarakat kurang mampu, tetapi mereka juga membangun sekolah-sekolah, memberi makanan sehat dan tersebar di seluruh Indonesia. Syukur kalau kami dinilai peduli, lingkungan dan berderma, pungkas Wardy.
Komentar