Persoalan Limbah dan Pencemaran di Kabupaten Bekasi Terkesan Kuat Adanya Pembiaran
satunusantaranews - Kabupaten Bekasi, Persoalan limbah dan pencemaran di Kabupaten Bekasi nampaknya tidak akan ada selesainya dan terkesan kuat adanya pembiaran oleh dinas terkait. Padahal jelas mencemari dan merugikan lingkungan, bahkan para oknum pembuang limbah yang mencemari kali, nampaknya sengaja dibiarkan dengan seenaknya membuang limbahnya. Tanpa ada pihak Pemda Kabupetan Bekasi yang mengawasinya dan mencegahnya, seperti yang terjadi di kali SS Sukatani.
Dalam pantauan di kali SS Sukatani terdapat aliran kali yang mengalir melintasi (Kali Uluh) di Desa Waluya Kecamatan Cikarang Utara sampai Kecamatan Karangbahagia Kabupaten Bekasi tersebut. Dimaba aliran kalinya berwarna hitam pekat dan berbau tak sedap. Padahal alikan kali tersebut melintasi tidak jauh dari kediaman H. Eka Supria Atmaja, Bupati Bekasi. Dan terkait hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi nampaknya tutup mata, tutup hidung dan tutup telinga.
Pencemaran sungai SS Sukatani anak sungai (kali), di Kabupaten Bekasi terus berulang, tidak pernah terselesaikan. Bahkan hingga di Kali Uluh Dekat Dengan pintu air 7 Desa Waluya, dekat kediaman Bupati Bekasi sendiri.
LSM Gemantara Raya Kabupaten Bekasi menjelaskan bahwa Dinas LH Kabupaten Bekasi sangat prihatin dengan kondisi lingkungan seperti itu, dimana air kali yang mengalir di dekat kediaman pribadi Bupati Bekasi justeru tercemar limbah hitam dan menimbulkan bau yang tak sedap. Dimana Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Bekasi? Bagaimana kinerja pengawasannya? tanya Suganda, tim investigasi LSM Gemantara Raya Kabupaten Bekasi.
Persoalan limbah ibaratnya gajah di depan pelupuk mata tidak terlihat tapi Semut di ujung lautan sangat terlihat, ujarnya, dan ini harus menjadi catatan dan peringatan khusus nya bagi Dinas Lingkungan Hidup yang kurang mampu dan tidak maksimal bekerja dalam menangani pencemaran. Bupati Bekasi harus segera menegur dan memperingatkan anak buahnya yang tidak bisa bekerja itu, pungkas Suganda.
Komentar