Irama Detak Jantung Prediksikan Risiko Sakit Jantung
satunusantaranews, Jakarta - Detak Jantung kita bisa berdetak lebih kencang daripada yang kita sadari. Terlebih, jika irama detak jantung itu tetap kencang meski dalam keadaan istirahat. Irama detak jantung menjadi salah satu faktor penting yang bisa memprediksi risiko sakit jantung. Hal itu bisa menandakan jantung kita tetap bekerja keras untuk memompa aliran darah meski tak ada aktivitas fisik yang signifikan.
"Semakin tinggi detak jantung saat beristirahat mengindikasikan semakin berat kerja jantung. Itu bisa mengindikasikan risiko masalah kardiovaskular, seperti penyakit jantung dan darah tinggi," ujar pakar kebugaran Erin Palinski-Wade.
Berdasarkan panduan yang dilansir Asosiasi Jantung Amerika, orang-orang berusia lebih dari 10 tahun seharusnya memiliki irama detak jantung 60 sampai 100 per menit. Sementara atlet 40 sampai 60 per menit. Dengan demikian, tentu baik untuk bisa memantau detak jantung kita secara mandiri. Sebab, dengan kemampuan kita pun bisa mengenali kesehatan jantung.
Nah, untuk menemukan dan menghitung detak jantung, hanya perlu meletakkan dua jari di pergelangan tangan dekat pangkal ibu jari untuk merasakan denyut nadi. Hitung banyaknya denyutan yang diperoleh dalam 15 detik pertama, lalu kalikan empat. Atau, hitung selama 30 detik, dan dikalikan dua.
Kita pun bisa menghitungnya dalam tempo 1 menit penuh 60 detik. Juga bisa diulangi untuk mendapatkan hasil yang lebih mendekati akurat. Lakukan penghitungan itu pada pagi hari atau setelah duduk sekitar 10 menit. Itulah waktu ideal untuk menghitung detak jantung.
Menurunkan irama detak jantung adalah salah satu cara untuk mengurangi risiko penyakit jantung. Hal itu bisa dilakukan dengan berolahraga. Para atlet membanggakan hal ini. Sebab, detak jantung yang pelan saat beristirahat adalah indikasi bahwa mereka memiliki kondisi tubuh yang lebih baik sehingga jantung tak perlu bekerja terlalu keras.
"Olahraga moderat, pada 60-80 persen detak jantung maksimal, bisa efektif untuk menaikkan kebugaran kardiovaskular," kata Palinski-Wade. Tapi perlu diingat, jika kita memiliki kondisi kesehatan tertentu, konsultasikan dulu cara olahraga yang tepat kepada dokter.
Lalu, bagaimana cara mendapatkan jantung yang sehat? Olahraga adalah cara pertama untuk menurunkan detak jantung istirahat, Penyebab umum dari detak jantung istirahat yang tinggi adalah gaya hidup kurang bergerak, di mana kita menghabiskan banyak waktu untuk diam dan tidak bergerak. Kondisi tubuh yang buruk bisa meningkatkan risiko lain, termasuk obesitas, tekanan darah tinggi, dan diabetes.
American Heart Association merekomendasikan aktivitas aerobik intensitas sedang selama 150 menit per minggu atau aktivitas berat selama 75 menit per minggu. Selain itu beberapa cara lain seperti menjaga berat badan, mengelola stress, membatasi kafein dan nikotin hingga mengatur pola tidur yang baik pun sangat penting untuk Kesehatan jantung.
Komentar