Pengimplementasian Kolaborasi Berbasis Pendekatan Pentahelix Dalam Pembangunan Kota Bekasi

Pengimplementasian Kolaborasi Berbasis Pendekatan Pentahelix Dalam Pembangunan Kota Bekasi
Pengimplementasian Kolaborasi Berbasis Pendekatan Pentahelix Dalam Pembangunan Kota Bekasi

satunusantaranews, Kota Bekasi - Pelaksana Tugas (Plt) Wali Kota Bekasi Tri Adhianto bersama dengan Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) menggelar forum diskusi tentang pengimplementasian kolaborasi berbasis pendekatan pentahelix (pemerintah, pengusaha, perguruan tinggi/ akademisi, masyarakat/ komunitas, dan media) dalam pembangunan Kota Bekasi di Pendopo Wali Kota Bekasi (9/2).

Ada beberapa hal yang dapat dikolaborasikan antara Pemerintah dengan HIPMI untuk memberikan kontribusi kepada masyarakat. Persoalan pengangguran terbuka saat pandemi Covid-19 menjadi permasalahan yang cukup besar bagi Kota Bekasi. Sektor jasa dan perdagangan turun karena fasilitas, jam operasi, dan lain-lain dibatasi sehingga berpengaruh pada pendapatan yang diperoleh setiap harinya.

Kemudian masalah isu strategis yang dihadapi masih berkutat pada kemiskinan dan pemukiman kumuh, banjir, sampah, sanitasi, jalan macet, air bersih dan kotor, serta sarana prasarana kesehatan dan pendidikan. Di samping itu, ada tantangan yang harus dihadapi ditengah perkembangan Kota Bekasi yaitu angkutan interline yang harus dijaga agar tidak menjadi persoalan di masa yang akan datang.

Peran HIPMI diperlukan untuk menjaga kestabilan perkembangan di kota Bekasi. Pemerintah Kota Bekasi dan HIPMI dapat bersinergi untuk menyediakan program-program yang memberikan kesempatan kepada pengusaha bergerak secara offline maupun online, sambung Tri.

Pengimplementasian Kolaborasi Berbasis Pendekatan Pentahelix Dalam Pembangunan Kota Bekasi

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Badan Pengurus Cabang (BPC) HIPMI Kota Bekasi Wishnu Wijaya mengatakan, digitalisasi menjadi program penting bagi HIPMI. Saat ini semua aktivitas sosial sudah dilakukan secara digital, maka dunia bisnis pun harus mengikuti dan memanfaatkan perkembangan digital.

“Para anggota HIPMI yang bergabung pada tahun 2021, hampir 50 persennya adalah pengusaha yang mengedepankan digitalisasi dalam induk usahanya. Untuk mendukung program yang telah direncanakan, HIPMI Kota Bekasi melakukan pembinaan dan pelatihan di hampir seluruh perguruan tinggi di Bekasi. Kami memberikan networking kepada mereka agar menjadi pengusaha," ujar Wishnu.

Terakhir, Tri berharap visi Kota Bekasi yang cerdas dan kreatif bisa diwujudkan dengan hadirnya inovasi dari unsur-unsur yang tercakup dalam pentahelix. Branding Kota Bekasi menjadi bagus karena adanya kerja sama yang baik dengan berbagai pihak terkait.

“Harapan dari Pemerintah kota Bekasi kepada HIPMI adalah bisa mengimplementasikan program jangka pendek, dua di antaranya nomor induk pengusaha dan surat sertifikasi halal yang hanya didapatkan melalui pelatihan. Administrasi yang baik sedikit banyak berpengaruh pada pengusaha sehingga pemerintah bisa memberikan kontribusi sebagai pendukung,” tutup Tri.

Penulis: Bon/DNN/B.Tjoek
Editor: Nawasanga

Baca Juga