Pre Design Teknologi Tanggul Laut Raksasa Lepas Pantai Teluk Jakarta Diserahkan Akhir Tahun

satunusantaranews-Jakarta, Pre Design Tanggul Laut Raksasa Lepas Pantai Jakarta yang mengadopsi Teknologi Saemangeum Seawall telah selesai pada bulan Juli 2020 dan laporan akhir segera diserahkan ke Pemerintah Indonesia pada akhir tahun 2020 ini. Studi kelayakan dan pre design ini dibiayai oleh KOICA dengan total biaya sebesar 9 miliar Won.

Perlu diketahui, sejak akhir 2016, Korea Rural Community Corporation (KRC), yang merencanakan dan merancang Saemangeum Seawall, bertanggung jawab atas studi kelayakan dan pre design dari tanggul Iaut lepas pantai Jakarta. Hanya Korea Selatan yang memiliki pengalaman membangun tanggul Iaut skala besar seperti Saemangeum dan inilah yang menyebabkan Pemerintah Indonesia mempercayakan desain proyek ini kepada Pemerintah Korea, jelas Kim Insik, CEO KRC.

KRC telah bekerja di Indonesia sejak tahun 1976 dan sejauh ini telah melaksanakan 54 proyek termasuk konsultansi pembangunan bendungan, pengelolaan sumber daya air, perbaikan irigasi dan drainase, dan pengendalian banjir.

Kepala perwakilan kantor KRC Indonesia, Hosung Nam, mengatakan, “Indonesia adalah negara di mana KRC telah melakukan kerja sama terkait dengan infrastruktur pertanian sejak tahun 1976. Kami selalu mengupayakan yang terbaik dalam pengerjaan proyek dan sementara ini ada 2 proyek yang sedang kami kerjakan yaitu Bendungan Karian dan Modernisasi Irigasi di Mrican. Kami berharap semoga kami bisa menyelesaikan pekerjan ini dengan baik."

Tim teknis dari KRC dan konsultan terkait, dalam status kembali ke Korea Selatan sejak bulan Maret 2020 dikarenakan pandemi Covid 19 di Indonesia. Namun, pengerjaan laporan terus dilakukan secara kontinyu dengan terus menerus berkonsultasi dengan KOICA dan Pemerintah Indonesia.

Tanggul Iaut Jakarta yang dirancang untuk pencegahan banjir di Jakarta yang disebabkan oleh penurunan permukaan tanah Jakarta dengan laju rata-rata 18 cm per tahun, sebagai “tanggul terbuka" yang dihubungkan dengan lima (5) jembatan dengan total panjang 21.1 km di mana sirkulasi air Iaut bisa terjadi di area open gap seluas total 3.4 km.

“Diharapkan juga bahwa Pemerintah Indonesia akan membuat keputusan akhir yang akan mempererat kerja sama kedua negara dengan mempertimbangkan hasil studi kelayakan pre design yang telah kami ajukan," tambah Kim Insik.

Penulis: Bambang P
Editor: Suharsono
Photographer: KOICA
Sumber: KOICA

Baca Juga