Bipi Consulting Siap Mengenal Kepribadian dengan Grafologi

Satunusantaranews–Jakarta. Sejak lama para ahli mencoba mengenali kepribadian seseorang. Pada tahap awal mereka mencoba mengenali kepribadian dengan melihat ciri fisik. Misalnya, orang berambut kriting memiliki watak pemarah tapi dermawan, orang gemuk pendek penyabar dan penyayang, orang yang punya tahi lalat di bibir suka bicara, dan sebagainya. Mereka juga melihat kepribadian berdasarkan tanggal lahir: bintang kelahiran (zodiak) dan weton. Orang berbintang Gemini ramah dan suka berteman. Orang yang lahir Selasa Kliwon memiliki watak galak, egois, dan sebagainya. Mereka bisa menyimpulkan karena melakukan pengamatan lama terhadap orang-orang yang punya ciri yang sama dan kemudian disimpulkan. Kesimpulan itu ditulis sehingga di Jawa dikenal istilah “katuranggan” yang memerinci watak seseorang berdasar ciri fisiknya, misalnya Serat Centhini dan Kitab Primbon. Penelaahan metode ini tingkat akurasinya rendah dan generalisasi—bukan individu per individu—dan jika pas lebih kepada faktor kebetulan.

“Grafologi merupakan ilmu modern untuk mengetahui kepribadian seseorang dan tingkat akurasinya sangat tinggi, mengapa? karena tulisan tangan merupakan hasil dari aspek manusia secara sadar dan tidak sadar, aspek fisik, mental, sekaligus psikologi,” kata Arnita Kusumaningrum, CEO Bipi Consulting.

Jauh-jauh hari sebelum itu, Confucius (500 SM) dan Kaisar Nero telah melakukannya dengan menganalisa tulisan seseorang. Kaisar Nero memakainya untuk memilih orang kepercayaannya. Metode ini disebut Grafologi. Istilah yang berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “grafo” yang berarti menulis dan “logos” yang artinya ilmu. Ada dua jenis grafologi, yang bernaung di bawah psikologi dan di bidang ilmu linguistik. Psikolog memakai grafologi untuk mengenali dan menganalisa kepribadian seseorang. Dalam psikologi, grafologi adalah tentang analisis yang dapat mengidentifikasi kondisi psikologis maupun karakter dari seseorang.

 Johann Kaspar Lavater adalah orang yang pertama kali membuat tulisan sistematis yang bersifat umum tentang tulisan tangan. Sedangkan orang yang pertama kali membuat katalog dengan tanda grafis adalah Jean Hyppolite Michon, dan ia pula yang memberi istilah grafologi. Pola penulisan yang dinilai dalam grafologi meliputi apa saja? Margin, spasi, garis dasar penulisan, ukuran, tekanan, zona penulisan, kemiringan, gaya penulisan, dan kecepatan tulisan. Unsur lain yang juga menjadi penilaian adalah penulisan huruf kapital, coretan awal dan akhir, penulisan titik pada huruf “i” serta baris pada huruf “t”, dan tanda tangan. Grafolog meyakini bahwa setiap goresan pensil atau tinta, spasi, hingga susunan tulisan menunjukkan ciri-ciri tertentu dan jika dikumpulkan akan bisa menunjukkan kepribadian seseorang.

Tulisan tangan merupakan gambaran kepribadian dari penulisnya. Setiap orang memiliki tulisan tangannya masing-masing, dan itu tidak pernah berubah ketika menulis sesuai standar grafologi. Mengapa hasil analisia grafolog bisa akurat? Karena tulisan tangan merupakan hasil dari aspek manusia secara sadar dan tidak sadar, aspek fisik, mental, sekaligus psikologi. Bagi rumah tangga, grafologi berguna untuk memahami persamaan dan perbedaan dengan pasangan untuk terjalinnya komunikasi yang baik. Bagi dunia pendidikan, grafologi bisa untuk melihat potensi siswa sehingga tepat memilih jurusan sesuai  minat dan bakatnya. Dunia medis juga memerlukannya untuk mengetahui apakah pasien mengalami depresi, represi, gangguan energi, kesehatan, dan sebagainya. Grafologi juga sangat berguna bagi perusahaan untuk membuat job profile, seleksi calon karyawan, rekomendasi perekrutan, penempatan, dan  promosi pegawai. Sedangkan di kepolisian, grafologi dipakai sebagai metode untuk melengkapi bukti penyelidikan, sebagai bukti forensik sehingga diajarkan sebagai grafologi forensik. Dibandingkan psikotes, grafologi lebih praktis karena pelaksanaannya lebih singkat—tidak seharian seperti psikotes—dengan hasil yang relatif sama.

Penulis:

Baca Juga