Memilih Bupati Terbaik Untuk Manggarai Barat, 9 Desember 2020
satunusantaranews, Manggarai Barat - Kabupaten Manggarai Barat telah menjadi daerah tujuan utama wisata dunia, suatu kawasan dengan berlimpah potensi dan menjadi lokomotif yang ikut menggerakan ekonomi NTT dan Indonesia.
Negeri Komodo ini telah pula mengambil bagian penting dari perputaran investasi dunia.
Pilkada Manggarai Barat, 9 Desember 2020 nanti akan menjadi momentum penting dalam kerangka keberlanjutan perbaikan penataan destinasi pariwisata itu secara berkesinambungan.
Artinya, tentu kita butuh figur yang memiliki integritas pribadi kuat, minimal akademisi yang bisa manage Mabar agar bisa dikelola setara atau adaptatif dengan pertumbuhan dunia.
Betapa tidak, infrastuktur-suprastruktur yang akan terus dibangun di Labuan Bajo dan sekitarnya, mewakili ikon Indonesia di mata dunia. Labuan Bajo menjadi representasi dari kemajuan pembangunan Indonesia, termasuk ukuran kemampuan manajemen sumber daya (resources) Indonesia.
Lembaran-lembaran dolar akan terus berdatangan membanjiri Labuan Bajo sehingga menjadi catatan penting ke depan bahwa lapangan kerja harus semakin banyak terbuka.
Dibarengi dengan balai-balai latihan kerja yang diperbanyak, menyuplai kebutuhan dunia kerja/investasi-investasi besar yang akan masuk dari negara lain sehingga tingkat pengangguran bisa menurun dan pendapatan perkapita warganya harus meningkat.
Kemampuan manajerial Bupati-Wakil Bupati dalam memanage sumber daya yang ada di Manggarai Barat, termasuk tata ruang kota berkelanjutan yang tidak main-main, hanya bisa muncul dari kepala daerah yang telah teruji dengan catatan rekam jejak mumpuni, pemimpin bersih, memiliki kapasitas, integritas dan kredibilitas serta paham betul kondisi Manggarai Barat secara holistik.
Penting juga, masyarakat Mabar tidak asal memilih, tetapi selektif mencari informasi luas semua calon kepala daerah yang akan maju di Pilkada, karena tantangan-peluang yang semakin besar di tahun-tahun mendatang tidak main-main.
Pemimpin di kabupaten ini haruslah pribadi yang humble (rendah hati, bersahaja, tidak rakus kekuasaan), low profile, bisa terbuka menyerap gagasan segar strategis banyak pihak, termasuk jangan lupa (!) membangun kerja sama nasional dan lintas negara.
Dia harus paham betul persoalan-persoalan mendasar yang ada di tengah masyarakat, berani menuntaskan harapan dan kenyataan masyarakat yang belum sempat terwujud.
Konferensi Tingkat Tinggi G-20 tahun 2023 mendatang mau tidak mau merupakan taruhan harga diri tuan rumah, bukan saja Indonesia namun juga Manggarai Barat sebagai tempat penyelenggara.
Artinya, Bupati Mabar mampu berkomunikasi fasih dalam bahasa dunia, minimal Bahasa Inggris dengan berbagai kepala negara yang akan hadir di KTT tersebut sehingga tidak hanya (pura-pura) mengangguk-angguk sopan tanpa mengerti apa yang sedang disampaikan lawan bicara.
Bupati Mabar dituntut tidak hanya tentang mempunyai kapasitas (walau hanya janji manis) menjawab berbagai problem pembangunan belum tuntas yang harus diselesaikan di daerah ini.
Bupati Mabar juga perlu memiliki kapital memadai untuk maju merebut suara rakyat. Jauh lebih penting dari itu, jangan "jual" Manggarai Barat atau menjadikannya lelucon atau bahan tertawaan dunia.
Komentar