Ada Tumpahan Minyak di Pantai Saba, KKP Ambil Langkah Preventif
satunusantaranews, Jakarta - Telah ditemukan cairan hitam tumpahan minyak di sepanjang Pantai Saba menuju Pantai Purnama, Gianyar, Bali berdasarkan laporan I Ketut Sumastika, warga setempat kepada Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar. Menanggapi hal ini, Kepala BPSPL Denpasar, Permana Yudiarso menerjunkan tim menuju Saba Asri Sea Turtle Conservation untuk berkoordinasi mengumpulkan informasi tersebut.
Banyak gumpalan hitam di atas pasir pantai yang terlihat seperti batu dan berbentuk seperti cairan aspal di sepanjang Pantai Saba hingga menuju perbatasan dengan Pantai Purnama. Untuk memastikan, Tim di lapangan mengambil beberapa sampel gumpalan minyak sebagai bahan untuk ditindaklanjuti.
Sementara penggiat Konservasi Penyu Saba Asri, I Made Kikik menambahkan bahwa gumpalan maupun cairan hitam banyak ditemukan sejak tiga hari lalu. Diduga merupakan cairan minyak yang berasal dari kapal. Bila malam hari kebanyakan berbentuk gumpalan namun siang hari gumpalan tersebut mencair karena terkena panas matahari.
Bagi Kikik gumpalan maupun cairan hitam bukan kejadian pertama di Pantai Saba melainkan terjadi setiap tahun saat musim angin selatan yang berlangsung hingga bulan Agustus. Angin menyebabkan tumpahan minyak di tengah laut terbawa gelombang hingga ke pantai bersama dengan sampah dan tali kapal.
“Setelah musim angin selatan selesai, biasanya akan terjadi gelombang besar yang akan membersihkan tumpahan minyak termasuk sampah di pantai dan membawanya kembali ke tengah laut. Hingga saat ini, belum ada laporan dari nelayan, masyarakat maupun wisatawan yang mengeluhkan dampak tumpahan minyak itu. Lalu untuk peneluran penyu, sampai saat ini tidak terdampak tumpahan minyak tersebut,” pungkas Kikik.
Penanganan selanjutnya, Tim Respon Cepat BPSPL Denpasar menuju Benoa untuk melakukan koordinasi dengan Distrik Navigasi Kelas II Benoa untuk mengumpulkan data kapal tanker yang melewati perairan sekitar Selat Badung dan Selat Lombok dalam kurun waktu 3 - 8 Mei 2021. Sebagai langkah identifikasi untuk mengetahui penyebab tumpahan minyak.
Dukungan Balai Riset dan Observasi Laut (BROL) Badan Riset dan SDM Kelautan dan Perikanan (BRSDM) KKP, Tim BPSPL Denpasar akan menginventaris data sebaran tumpahan minyak, data AIS (Automatic Identification System) kapal-kapal pengangkut BBM/ tanker yang melewati Selat Badung dan Selat Lombok serta analisa pola arus dan hidrodinamika antara tanggal 3 - 8 Mei 2021.
Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono menaruh perhatian sangat serius pada kejadian tumpahan minyak di laut. Sebab tumpahan minyak apabila tidak tertangani dengan cepat dan tuntas dapat terus meluas dan bisa mengancam kehidupan biota laut dan kelestarian ekosistem, serta sangat mengganggu aktivitas nelayan di area di area terdampak.
Komentar