Hiburan

Album Ketiga Yura Yunita: Tampil Tanpa Riasan Hingga Teori Psikolog

satunusantaranews, Jakarta – Penyanyi Yura Yunita akan merilis album ketiganya yang bertajuk Tutur Batin tengah malam nanti. Yang menariknya adalah Yura sengaja tampil tanpa riasan wajah dalam foto sampul Tutur Batin. Ia juga mengatakan banyak makna yang ingin dicurahkan dari sampul album tersebut.

 

Istri penyanyi Donne Maula itu menambahkan, album Tutur Batin juga sangat kental dengan semua perasaan yang dialaminya selama ini sebagai manusia. Menurut penyanyi yang masuk nominasi AMI ini, sebagai manusia pasti melewati semua proses yang akan ia ceritakan dalam Tutut Batin. Konsep sampul itu juga bermakna bahwa kita sebagai manusia pasti melewati yang namanya pertemuan, kehilangan, penyangkalan, atau ada rasa malu.

 

Terbukti dari sampul album yang disajikan oleh Yura, ia sangat percaya diri memperlihatkan wajah aslinya untuk dicetak sebagai pembuka album. “Wajah tanpa riasan, ada jerawat juga loh. Di situ aku benar-benar menampilkan jerawat yang mungkin selama ini aku tutupi tapi di-cover aku, aku tampilkan, seapa adanya, sesuai apa adanya yang aku tulis dalam album ini,” jelasnya. “Warna hijau dari sampul itu juga karena warna hijau itu menurut aku tenang dan juga mengibaratkan safe place aku.” Tambahnya.

 

 

Selain itu juga menariknya dari album ketiganya itu, dia menceritakan kisah kehidupan sekaligus memasukkan teori psikologi. “Ada teori psikologi yang aku rasa semua manusia pasti mengalaminya. Namanya five stage of grief (lima tahap kesedihan),” ucap Yura Yunita.

“Jadi ada denial, ‘kenapa ya aku harus kayak begini’, enggak terima dengan segala hal yang terjadi dalam hidup aku. Ada juga fase anger atau marah sama diri sendiri, sama orang lain, atau sama Tuhan,” tambahnya. Jika sudah melalui dua fase itu, akan naik ke fase selanjutnya, yaitu bargaining. Yura mengatakan, pada fase ini ada pemikiran “coba aja kalau dulu kayak begini.” Selanjutnya, masuk ke fase depresi, yakni ketika dia merasa cemas atau gelisah.

“Akhirnya setelah melewati fase itu semua, barulah kita bisa masuk ke fase acceptance untuk menerima semua yang ada pada diri kita. Hingga kita bisa merayakan semua ketidaksempurnaan ini dan merayakan kehidupan,” paparnya.

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN