Nasional

Ashoka Young Changemaker 2021, 9 Remaja Indonesia yang Inspiratif

satunusantaranews, Jakarta – Ashoka, organisasi dunia yang mendorong lahirnya ratusan pembaharu sosial di banyak negara, hadir di Indonesia.

 

Ashoka menilai Indonesia merupakan negara dengan bonus demografi yang besar memiliki potensi luar biasa dalam melahirkan banyak pembaharu sosial yang berdampak kepada komunitas dan lingkungan. Salah satu anugerah besar itu yaitu generasi muda.

 

Program Ashoka Young Changemakers 2021, mencari dan mengumpulkan generasi-generasi muda hebat tersebut yang tersebar di berbagai provinsi di Indonesia. Dan gerakan ini harus merupakan gerakan kolaboratif semua pemangku kepentingan.

 

Inilah 9 Remaja Pembaharu Ashoka Young Changemaker 2021 Menawarkan Solusi Kreatif bagi Masalah Sosial dan Lingkungan Hidup;

 

Faye Simanjuntak (18) Rumah Faye/Bali; Berjuang melawan perdagangan anak dan eksploitasi seksual melalui sistem edukasi peer to peer, penyelamatan, dan rehabilitasi.

 

Di umur 11 tahun, Faye tercengang mendengar fakta bahwa 43 persen korban perdagangan manusia berumur di bawah 14 tahun. Sayangnya, sangat sedikit informasi mengenai eksploitasi seksual atau perdagangan manusia yang bisa diakses oleh anak seumurannya; yang sebenarnya adalah target dari praktek bisnis mengerikan ini. Bersama mama, keluarga, dan teman teman keluarga mereka, Faye yang sekarang berumur 18 tahun memulai Rumah Faye. Rumah Faye telah berkembang menjadi sebuah sistem edukasi peer to peer untuk para remaja, upaya penyelamatan yang berkolaborasi dengan pemerintah dan otoritas penegak hukum di daerah, serta program rehabilitasi yang telah membantu lebih dari 90 korban untuk mencari tempat aman. Sebelum kembali ke masyarakat, Rumah Faye juga mempersiapkan anak anak ini dengan beragam life skill.

 

Ammara Tahseen (14) Batuva/Baturaden/Jawa Tengah; Meningkatkan kesejahteraan petani Baturaden melalui edukasi tentang pertanian berkelanjutan dan kewirausahaan.

 

Besar di kawasan hijau Baturraden, Ammara menyaksikan gagalnya sektor pertanian membawa kemakmuran kepada petani. Di satu sisi, petani menggunakan metode tidak ramah lingkungan dalam bercocok tanam, sehingga merusak alam. Di sisi lain, distribusi dan pemasaran produk pertanian ini juga tidak direncanakan secara strategis. Lewat Batuva, Ammara mengajak para petani bergabung dalam program peer learning agar mereka dapat belajar satu sama lain tentang peningkatan produksi pertanian. Batuva juga membantu petani dengan ide pengemasan dan strategi pemasaran untuk produk mereka agar dapat bersaing dengan produk impor. Ammara percaya pendidikan dan kolaborasi dapat meningkatkan kesejahteraan di desa dan menjaga sumber utama kehidupan yaitu, alam.


Nabila Ishma (19) CDEF Metamorfosa/Bandung/Jawa Barat; Merangkul anak anak ‘bermasalah’ dengan membangun empati, membina pengertian, dan memfasilitasi kebebasan berekspresi.

 

Kekerasan antar geng masih menjadi sisi gelap di masa muda sebagian anak Indonesia. Di sekolah, Nabila melihat bagaimana guru menghukum anak anak bandel secara verbal maupun fisik. Nabila sadar bahwa kekerasan seperti itu tidak akan menghilangkan kebiasaan buruk mereka. Nabila memberanikan diri untuk berempati dengan anak anak geng, mendengarkan ceritanya, dan membuka cara agar mereka dapat bebas berekspresi. Langkah langkah tersebut ia namakan metode CDEF; Curiosity/ cari tau lebih lanjut, Dekati, Empati, dan Forum / menyediakan forum yang mendukung. Forum juga berarti tempat untuk anak anak yang dianggap bermasalah ini melepaskan amarah dan menunjukkan bakat mereka. Pada awalnya, Nabila hanya menggerakkan CDEF sendiri. Namun, setelah merasa semakin banyak yang tertarik, ia mengembangkan CDEF Metamorfosis sebagai dukungan psikologis dini. Ada juga beberapa anak yang dilatih sebagai konselor sebaya. Kementerian Pendidikan dan organisasi masyarakat sipil lainnya membantu Nabila dalam meciptakan program pendamping untuk 60 anak yang terlibat aktivitas geng di Bandung.

 

Azzam Habibullah (19} Tuntungan Ground Board Game/Deli Serdang / Sumatra Utara; Memupuk kecintaan pada “changemaking” melalui permainan yang seru dan menarik.

 

Anak muda hanya akan bisa menjadi bonus demografi ketika menjadi pembuat solusi dan mampu bekontribusi untuk masyarakat. Inilah yang disadari oleh Azzam yang menaruh perhatian kepada metode belajar sambil bermain, di saat teman temannya tengelam dalam permainan online. Azzam menemukan metode mengasyikkan ini dari laporan pendidikan World Economy Forum. Azzam Bersama timnya mendesain sebuah permainan edukatif nan menyenangkan dimana pemain menjadi pahlawan yang berusaha mengalahkan seorang monster, si penyerang kota. Melalui pendekatan yang lebih mementingkan proses daripada hasil, permainan ini dirancang untuk kelompok kecil berisikan 4 8 orang sebagai instrumen untuk meningkatkan kesadaran, memicu diskusi dengan sesama tentang berbagai topik sosial, dan mengembangkan panggilan hati untuk berempati dan berkreasi dalam memecahkan masalah. Azza merekrut 4 anggora tim dari provinsi yang berbeda. Mereka telah memperkenalkan permainan papan tanah Tuntungan kepada enam institusi pendidikan di empat provinsi dan berhasil memikat hati 100 siswa usia 14 18 tahun.


Nuke Aprilia Cut Meltari (19) Nukeytalks/Bathin III /Jambi; Memajukan pengembangan karir anak muda.

 

Banyak anak muda yang tumbuh tanpa mengetahui jenis karir seperti apa yang mereka inginkan dan tidak mengembangkan bakat penunjang karir. Nuke ingin membagikan ilmunya dan membantu anak muda seperti dia untuk bisa sukses, baik di sekolah maupun pekerjaan. la mendirikan sebuah platform edukasi daring, Nukeytalks. Anggota dari Nukeytalks ini dapat mendaftarkan diri untuk program berdurasi empat bulan yang membimbing mereka dalam hal pencarian kerja, keterampilan, dan pengembangan diri lainnya. Bagi yang belum bergabung tapi ingin tahu juga tetap bisa ikut dalam career talks, mendapatkan tips kuliah, dan dapat mengakses catatan yang dibagikan oleh anggota tentang perjalanan pengembangan diri mereka. Ketika peluncuran Nukeytalks, sekitar 3,000 orang ikut mendaftar. Sekarang, sudah ada lebih dari 500 pengguna yang telah menyelesaikan program dari Nukeytalks. Dengan animo yang sebegitu tinggi, Nuke merekrut sebuah tim beranggotakan 8 pemuda dengan latar belakang beragam yang menjalankan Nukeytalks dari Jakarta, China, hingga Swiss.

 

Itrin Diana Mozez (15) Komunitas Pitagoras / Sumba / Nusa Tenggara Timur ; Mengubah budaya kekerasan dan perpecahan dengan membangun ruang untuk perdamaian, toleransi, dan energi positif di Sumba.

 

Itrin tinggal di sebuah pulau terpencil Sumba, Indonesia yang mana kekerasan antar kelompok dan konflik keagamaan masih merajalela; seolah berbanding terbalik dengan ketersediaan buku dan perlengkapan sekolah yang sukar didapatkan. Itrin ingin memutus lingkaran setan di sekitarnya dengan menciptakan komunitas yang dapat merangkul perbedaan dan mendorong anak muda untuk menularkan dampak positif. Komunitas Pitagoras mengajak anggotanya untuk mengkaji sebuah masalah, mempelajarinya, dan mencari solusinya bersama. Komunitas ini berfokus pada 3 aspek utama; edukasi, lingkungan, dan toleransi. Itrin memulainya bersama empat temannya, dan kini sudah menjadi 15 orang. Sebagai garda terdepan untuk pendidikan, Komunitas Pitagoras berhasil menggalang dana untuk perlengkapan sekolah dan mendistribusikannya ke desa desa terpencil.


Catherine Susanto (18) Girls Learn Code / Jakarta; Menciptakan tempat aman dan saling menguatkan bagi anak-anak perempuan untuk belajar coding dan mengembangkan karir di bidang teknologi.

 

Sebagai penggemar dan pecinta ilmu eksakta, Catherine jarang menemukan opsi bagi perempuan untuk menekuni dan menyuburkan kesukaan mereka pada coding. Mematahkan streotipe bahwa sains dan teknologi hanya cocok untuk laki laki, Catherine menginisiasi Girls Learn Code yang merupakan wadah bagi perempuan untuk terhubung dan belajar coding bersama. Girls Learn Code juga mempertunjukkan project coding teladan hasil karya anggotanya, dan memperkenalkan perempuan perempuan di industri teknologi dengan maksud menginspirasi remaja perempuan. Girls Learn Code juga menyediakan sumber pembelajaran, hingga berbentuk workshop dua mingguan. Sampai saat ini, Girls Learn Code menampung lebih dari 700 anggota dan jumlah ini akan terus bertambah.

 

Syazwan Luftan Riady (14) Komunalian / Jember / Jawa Timur; Membangun pola pikir dan budaya 3R (Reduce, Reuse, dan Recycle).

 

Lutfan belajar tentang pola hidup berkelanjutan dari orang tuanya, tetapi ia dikelilingi oleh orang orang yang berperilaku merusak lingkungan. Untuk menngubah pola pikir dan kebiasaan ini, Lutfan mendirikan WIS Komunalian. Komunitas ini ditujukan untuk anak muda berusia 9 20 tahun. WIS Komunalian menyelenggarakan lokakarya eco brick di sekolah, penelusuran sampah (trash walk), dan karyawisata yang dibarengi dengan edukasi lingkungan. Sebagai usaha untuk memberdayakan komunitas, WIS Komunalian mempergunakan material yang pernah dipakai, didaur ulang, dan disumbangkan kepada kedai WIS untuk diperjualbelikan. Luftan telah menginspirasi 350 siswa dari 8 sekolah di Jember untuk mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang bersama WIS Komunalian.


Alvian Wardhana (19) Literasi Anak Benua /Pelaihari /Kalimantan Selatan;
Memajukan pendidikan dasar dan literasi di desa terluar Kalimantan Selatan.

 

Alvian kaget ketika mengunjungi pedesaan di Kalimantan. la mendapati murid kelas 3 SD tidak dapat membaca instruksi permainan sederhana. la menjalankan Literasi Anak Benua Bersama kelima teman dekatnya untuk menyediakan kelas tambahan gratis dua kali sepekan untuk membantu anak anak mendalami pelajaran akademik maupun non akademik. Literasi Anak Benua juga sering mengadakan kegiatan menyenangkan yang dapat meningkatkan kualitas pendidikan di desa kecil. Setelah tiga tahun, Literasi Anak Benua telah memberi layanan di 14 kampung di Kalimantan Selatan. Literasi Anak Benua membantu anak anak membaca dan meningkatkan perkembangan anak secara keselurahan. Saat ini Alvian sudah memiliki 24 anggota tim dan 30 relawan muda yang berada di dekat desa desa tujuan. Mereka telah siap sedia membagikan visi Alvian kepada anak anak desa.

Leave a Comment
Published by
Dini SNN