satunusantaranews, Jakarta – Balai Taman Nasional Gunung Palung (TANAGUPA) Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan (KLHK) mendapatkan sebuah prestasi di tengah Pandemi Covid-19. Salah satu ASN-nya yaitu Endro Setiawan berhasil meraih Ashton Award for Student Research 2020 dari Arnold Arboretum Harvard University.
Endro Setiawan meraih penghargaan tersebut setelah proposal penelitiannya yang berjudul “The Distribution and Abundance of Native and Invasive Orangutan Food Resources Across a Disturbance Gradient” lolos seleksi dan berhak mendapat dana penelitian senilai $4.000 USD.
Endro Setiawan adalah orang Indonesia kedua dan Staf Balai Taman Nasional (TN) pertama yang berhasil mendapatkan Ashton Award setelah mengalahkan ribuan pesaing dari berbagai negara.
“Penelitian ini tentang tumbuhan Bellucia pentamera serta interaksinya dengan Orangutan dan vertebrata lain. Masih sangat sedikit sekali penelitian yang membahas tentang hal ini. Saya dulu belajar tumbuhan berawal dari kegelisahan saya yang merasa sebagai orang yang bekerja di TANAGUPA sudah seharusnya saya yang lebih tahu apa saja yang ada di dalam kawasan. Saya belajar dengan Dr. Campbell O. Web yang merupakan peneliti dari Harvard. Lapangan adalah tempat saya belajar” jelasnya saat menyampaikan presentasi proposalnya di Jakarta, (10/9).
Ashton Award for Student Research merupakan penghargaan untuk penelitian mahasiswa pascasarjana dan sarjana lanjutan dalam mendukung penelitian di bidang biologi hutan tropis di Asia maupun negara lain. Dalam satu tahun hanya ada 2 orang yang berhak mendapatkan penghargaan ini.
Endro Setiawan merupakan Pejabat Fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH) di Balai TANAGUPA yang bekerja sejak tahun 2000. Saat ini sedang menempuh pendidikan Magister Biologi di Universitas Nasional (UNAS).
Atas keberhasilannya ini, Endro Setiawan diundang oleh Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK untuk mempresentasikan proposal penelitiannya di Jakarta, didampingi oleh Kepala Balai TANAGUPA dan Ketua Prodi Magister Biologi UNAS, pada hari Kamis, (10/9).
Di dalam presentasinya, Endro Setiawan menyampaikan bahwa TANAGUPA memiliki Stasiun Riset Cabang Panti yang merupakan ladang tempat belajar karena banyak sekali peneliti terutama dari Harvard University, Michigan University dan Boston University.
Terkait dengan pencapaian salah satu mahasiswanya, UNAS menyampaikan ucapan selamat kepada Endro Setiawan.
“Saya pertama kali ke Cabang Panti melihat Mas Endro Setiawan ini aktif sekali dan banyak tahu tentang apa yang ada di kawasannya. Saya beberapa kali ke TN lain sangat berbeda dengan Mas Endro Setiawan dari sisi pengetahuan tentang tumbuhan, hewan dan lain sebagainya. Cita-cita saya dari dulu sangat ingin sekali ada orang Indonesia yang bekerja di TN bisa sekolah di UNAS. UNAS berkolaborasi dengan banyak universitas. Endro Setiawan ini adalah staf TN pertama yang berhasil mendapatkan Ashton Award, jadi saya mengucapkan selamat atas pencapaian ini” ujar Tatang Mitra Setia, Ketua Prodi Magister Biologi UNAS.
Kepala Balai TANAGUPA, M. Ari Wibawanto, berharap semoga apa yang sudah dilakukan oleh Endro Setiawan dapat menjadi inspirasi. “Saya berharap dedikasi yang dilakukan Endro Setiawan ini dapat ditiru oleh PEH lain yang ada di TN seluruh Indonesia, terutama di TANAGUPA. Semoga dengan semakin meningkatnya kualitas SDM dapat meningkatkan efektivitas pengelolaan kawasan TN yang ada di seluruh Indonesia,” ujarnya.
Dirjen KSDAE, Wiratno menyampaikan bahwa saat ini kecerdasan dan intelektualitas staf TN sudah berkembang. Ini merupakan aplikasi dari membangun organisasi pembelajar yang merupakan salah satu dari 10 cara baru mengelola kawasan konservasi.
Wiratno juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung Endro Setiawan. “Apa yang dilakukan Endro Setiawan ini menunjukkan spirit konservasi. Saya berharap penelitian ini nanti bisa dilanjutkan sampai S3 dan ini merupakan bukti bahwa SDM konservasi kita luar biasa. Endro Setiawan adalah salah satu contoh generasi muda konservasi yang mengajarkan kita bahwa lapangan adalah tempat eksplorasi yang tanpa batas. Gunung Palung adalah salah satu contoh karena memiliki Stasiun Riset Cabang Panti yang sangat terkenal dan ini akan memberikan manfaat untuk ilmu pengetahuan ke depan. Saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang sudah mendukung upaya-upaya konservasi melalui penguatan riset dan pengembangan kapasitas SDM konservasi,” tutup Wiratno.
Leave a Comment