Baksos Operasi Katarak di Puncak Jaya Papua bareng Relawan HBT dengan SEKWAPTES, PPAD, DJP & ERHA KLINIK

Satunusantaranews–Puncak Jaya Papua, Katarak adalah proses degeneratif berupa kabut putih di lensa bola mata sehingga menyebabkan menurunnya kemampuan penglihatan sampai berakibat kebutaan. Meski dapat menyebabkan kebutaan, risiko akibat katarak dapat dihindari. Penanganan secara cepat dan tepat dapat membuat kualitas penglihatan bisa tetap terjaga meski sudah lanjut usia. Untuk itu, Himpunan Bersatu Teguh (HBT) kerjasama dengan Sekretariat Wakil Presiden (Sekwapres), Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), Direktorat Jenderal Pajak (DJP) dan Erha Klinik menggelar operasi katarak pada tanggal 26-27 Januari 2023 di Puncak Jaya.

“Saya selaku Sekda dari Pemda Kabupaten Puncak Jaya, mewakili masyarakat Puncak Jaya wilayah kami, mengucapkan terima kasih atas program Operasi Katarak Gratis ini”, kata Tumiran, S. Sos, M. AP,  Sekda Puncak Jaya, kepada wartawan, beberapa waktu yang lalu. Lebih lanjut, Tumiran menerangkan, pihaknya mengapresiasi luar biasa karena ini jarang terjadi. “Mudah-mudahan dengan program ini masyarakat dapat terbantu”, terangnya penuh pengharapan. Menurut Tumiran, pihaknya pernah mengadakan operasi katarak juga. “tapi jumlahnya sangat terbatas karena disesuaikan dengan anggaran kami yang sangat terbatas”, papar nya.

Tumiran menyebut Puncak Jaya adalah kabupaten yang sangat susah, kabupaten ‘daerah merah’, “Alhamdulillah puji Tuhan, tapi beliau-beliau ini bisa sampai disini”, tuturnya penuh rasa syukur. “Sekali lagi kami mengucapkan terima kasih”, ucapnya kembali mengucap terima kasih. Kalau dari Pemda Puncak Jaya, kata Tumiran, sebenarnya sudah rutin mengadakan operasi katarak. Bahkan dalam tahun ini pun menganggarkan walaupun dananya masih sangat sedikit. “Dengan adanya program ini kami sangat terbantu sekali”.

Harapan Tumiran, mungkin ke depan kita nantinya bisa kolaborasi antara Pemda dengan HBT, PPAD maupun lainnya dari tim dokter. “Saya berharap mudah-mudahan program ini tidak hanya sampai disini, bahkan bisa berlanjut sampai ke depan. Kami berharap tidak hanya program katarak atau bansos, tapi program lainnya yang bisa membantu masyarakat Kabupaten Puncak Jaya”, tandasnya.

Sementara itu, Andreas Sofiandi, Ketua Himpunan Bersatu Teguh, menyampaikan, pihaknya mengadakan operasi katarak sebagai sebuah bagian daripada kepeduliannya. “Bagaimana kita bisa berbagi dengan masyarakat Puncak Jaya”, ungkapnya mantap. Andreas mengaku datang ke Puncak Jaya memang tidak mudah, penerbangan yang begitu sulit dan begitu panjang. “Walayah ini memang ‘daerah merah’, penerbangan kesini berpotensi penuh resiko dengan pesawat kecil dan bawa peralatan kedokteran”, kata nya.

Meski tak mudah, kata Andreas, pihaknya tetap semangat datang ke Puncak jaya. “Kita ingin berbagi memperbaiki kesehatan masyarakat, yaitu dengan memberikan obat cacing dan kemudian memberikan obat terkait dengan influensa”, paparnya. Menurut Andreas, rata-rata anak Puncak Jaya 90 persen sudah terinfeksi saluran pernapasan karena faktor dingin dan faktor gizi. “Ini yang sedang kita upayakan. Mudah-mudahan ini bagian dari pekerjaan kita yang akan kita berikan untuk membantu masyarakat Puncak jaya”, tegas Andreas.

Andreas menyampaikan, operasi katarak terlaksana berkat dukungan dari banyak kalangan. “Disini ada PPAD, Sekwapres, DJP, Erha. Semuanya mendukung kita”, tandasnya. Aly Rahmat Shaleh, Kepala Kantor Pelayanan Pajak Pratama Jakarta Tamansari, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan RI, menyampaikan, program operasi katarak ini dikoordinasi oleh Sekretariat Wakil Presiden. “Intinya menunjukan kepada dunia, pemerintah hadir, negara hadir dalam setiap aktifitas masyarakat luas”, katanya.

Menurut Aly, Dirjen Pajak juga mengumpulkan dana untuk APDN. “Hasilnya dikembalikan lagi kepada masyarakat, melalui program-program, baik langsung maupun tidak langsung, melalui program infrastruktur atau dana alokasi yang diberikan melalui pemerintah daerah”, tegasnya.

dr. Efhandi Nukman, dokter spesialis mata, menerangkan, proses operasi katarak ini. “sebelum operasi, pasien diperaksi ketajman penglihatannya dan dilihat apakah kataraknya memang harus dioperasi”, katanya. Menurut Efhandi, operasi katarak ini memakai teknologi yang paling canggih yang dipakai di Jakarta dan kota-kota besar di seluruh dunia. “Sekarang pemakaiannya sudah menyentuh di Puncak Jaya dengan operasi katarak ini”, tegasnya.

Karmiani Sanggani, Ketua Tim Katarak RSUD Mulia Puncak Jaya, menyampaikan operasi katarak ini diselenggarakan dengan baik. “Tim dokter akan mengoperasi katarak lebih 100 orang per hari”, tegasnya.

dr. Selfi, dokter RSUD Mulia Puncak Jaya, menambahkan, bahwa pihak memang bisa melakukan operasi katarak lebih dari 100 orang. “Kami siap mengadakan operasi katarak hari ini 98 orang, tapi Dokter Andreas mintanya 120 hari ini jadi saya ambil screening di poli”, katanya. Selfi mengaku tim dokternya sudah siap sehingga tidak membatasi orang yang datang untuk operasi katarak. “Pasien yang baru datang diharapkan langsung ke poli”, tegasnya.

dr. Abraham, dokter spesialis mata, menyampaikan pada hari kedua operasi katarak menyampaikan, pos operasi, mengecek setelah operasi yang dilakukan sebelumnya. Abraham mengaku pihaknya sudah biasa melakukan dalam baksos operasi katarak. “Meski demikian tetap ada kendala teknis maupun medis. Kendala teknisnya, peralatan buat operasi dengan mikroskop, karena wilayah yang darurat, otomatis mengunakan mikrosop yang sederhana. Otomatis kita terbatas dalam operasi katarak”, ujar nya.

Kendala medisnya, kata Abraham, kasus yang sudah terlambat buat operasi. “Walaupun kita tetap bisa melakukan operasi, tetapi akan jauh lebih mudah operasi untuk sepuluh tahun lalu, misalnya”, ungkapnya. Abraham menyampaikan, tantangan paling utama adalah masalah bahasa. “ketika waktu kita operasi, kita berharap pasien itu bisa melihat satu titik, kemudian pasien kerjasama, tapi ada beberapa kasus sulit sekali mengatur pasien, walaupun sudah diterjemahkan oleh perawat yang sudah mengerti bahasa papua, tetapi kadang-kadang belum berhasil, hal itu yang membuat operasi menjadi lebih lama”, ungkapnya.

Adapun, Mayjen. TNI (Purn) dr. Daniel Tjen, Sp.S., Persatuan Purnawirawan TNI AD (PPAD), menyampaikan suka citanya menyaksikan para pasien dalam operasi katarak yang sebelum buta, tidak bisa menjadi bisa melihat kata orang, “Kitorang melihat terang”. “Luar biasa”, komentarnya dengan wajah penuh kebahagiaan. Lebih lanjut, Daniel menegaskan, bahwa saatnya kita berbagi untuk semua. “Kita hadir dengan saudara-saudara kita disini dengan operasi katarak untuk membantu kesehatan masyarakat Puncak Jaya”, pungkas Daniel Tjen bangga.

Leave a Comment
Published by
Admin SNN