Pariwisata

“Balalah” ke Pasar Terapung Lok Baintan di Kota Seribu Sungai

satunusantaranews, Banjarmasin – Jam masih menunjukkan pukul 05.30 WITA, kami berkumpul di kantor dalam rangka “balalah” ke Pasar Terapung Lok Baitan Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. “Balalah” merupakan istilah orang Banjar yang berarti perjalanan wisata.

 

Perjalanan menuju pasar terapung diawali dari Menara Pandang, sebuah bangunan menjulang tinggi di pusat Kota Banjarmasin. Menara tersebut menjadi ikon di pinggir Sungai Martapura yang membelah Kota Banjarmasin.

 

Perjalanan dari Menara Pandang menuju pasar terapung ditempuh dalam waktu kurang lebih satu jam perjalanan menggunakan alat transportasi air dengan kapal klotok. Klotok merupakan angkutan khas sehari-hari masyarakat setempat, mengingat Banjarmasin terkenal dengan Kota Seribu Sungai.

 

 

Ya, sungai memang telah menjadi bagian yang tak terpisahkan dari masyarakat di sini. Tak hanya menjadi sumber mata pencaharian dan kehidupan, sungai juga menjadi jalur transportasi ke daerah-daerah yang sulit dijangkau dan membutuhkan waktu lebih lama jika ditempuh dengan jalur darat.

 

Selama perjalanan menuju pasar terapung, kita akan disuguhi dengan pemandangan aktivitas masyarakat di bantaran Sungai Martapura mulai dari mencuci baju, piring, mandi, memancing, bahkan anak-anak yang bersekolah menggunakan jukung (istilah perahu kecil yang dikayuh menggunakan dayung).

 

Selain itu, selama perjalanan kami disuguhi dengan pemandangan sebuah perkampungan yang semua rumahnya dicat dengan nuansa warna hijau dan biru. Masyarakat di sini biasa menamainya Kampung Hijau dan Kampung Biru. Ini tentu saja menjadi pemandangan yang belum tentu bisa didapatkan di tempat lain.

 

 

Sesampainya kami di pasar terapung, klotok kami langsung diserbu puluhan jukung yang menjajakan hasil pertanian, di antaranya rambutan, pisang, jambu, jeruk, cempedak, kecapi, dan masih banyak lagi buah khas Kota Seribu Sungai. Di sini pun dijual berbagai jenis tanaman seperti bibit cabai, jeruk, keladi bahkan tanaman hias kekinian seperti janda bolong, aglonema dan lainnya.

 

Bagi pelacong yang lupa sarapan dan “ngopi” tidak usah khawatir, karena di pasar terapung ini juga disuguhkan jajanan seperti nasi kuning, soto banjar, kopi, dan wadai. Wadai adalah sebutan istilah untuk kue menemani minum kopi.

 

Yukkk … ke Banjarmasin kalau belum merasakan sensasi berbelanja di atas sungai di Pasar Terapung Lok Baintan. Buat pelancong dari luar pulau yang berkesempatan berbelanja dan membawa oleh-oleh berupa buah-buahan atau tanaman yang dijajakan di sana.

 

Hmmmm… begitulah kearifan lokal hadir di sela sela kehidupan masyarakat disana yang begitu mengesankan.

Leave a Comment
Published by
Kahfi SNN