satunusantaranews, Jakarta – Anggota DPD Ri dr. Jihan Nurlela menekankan perhatian serius terhadap angka kematian tenaga kesehatan (nakes) di Indonesia selama masa Pandemi. Data kematian nakes di Indonesia termasuk tinggi dibanding negara lain. Hingga Januari 2021 tercatat sudah lebih dari 600 tenaga kesehatan yang berpulang. Ia memberikan catatan khusus kepada pemerintah.
“Pertama hal ini tentu berkaitan dengan infeksi nosokomial. Ini harus jadi perhatian serius bagi pemerintah, termasuk dalam mengatur atau mengawasi jam kerja dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Termasuk berikanlah perhatian yang lebih seperti fasilitasi-fasilitas yang bisa meningkatkan imun. Dan yang penting jangan sampai ada tenaga kesehatan yang kesusahan mendapatkan fasilitas kesehatan. kalau perlu buatkan badan perlindungan Tenakes,” katanya, Rabu (27/1).
Selain itu, pada point kedua dirinya juga merekomendasikan kepada Kemnaker untuk pemberian intensif khusus kepada tenaga kesehatan termasuk tenaga pendukungnya seperti sopir, cleaning servis, dan lainnya.
dr. Jihan mengakui sebagai politisi berlatarbelakang dokter, kesejahteraan tenaga kesehatan, dan tenaga pendukungnya perlu diperhatikan.
“Ketiga, mendesak kemenkes agar memperhatikan TKS kesehatan (honorer) baik itu bidan, perawat ataupun Tenakes lainnya. Karena kesejahteraan masih jauh dari layak dibanding dengan beban kerja yang berat. Paling tidak berikan insentif dari pusat seperti yang dilakukan kemendikbud kepada guru honorer,” paparnya.
Komite III DPD RI sendiri salah satunya membidangi kesehatan. Karena itu, catatan ini juga disampaikan melalui rekomendasi Komite III DPD RI kepada pemerintah.
“Secara umum rekomendasi komite III, juga mendesak percepatan vaksinasi kepada masyarakat agar lekas tercapai herd imunity dan program vaksinasi berjalan dengan efektif,” pungkasnya.
Leave a Comment