satunusantaranews, Sijunjung – Berada di Kerajaan Jambu Lipo, Sijunjung, Sumatera Barat (27/11), membuat Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, teringat kembali kepada perjuangan para pendiri bangsa. Lantaran Sumatera Barat telah melahirkan banyak tokoh bangsa antara lain Mohammad Hatta, Tuanku Imam Bonjol, H Agus Salim, Sutan Sjahrir, Mohammad Natsir, Muhammad Yamin, Buya Hamka, dan lainnya.
“Saya bangga dan senang sekali berada di Sumatera Barat. Karena, provinsi ini adalah gudangnya pahlawan nasional dan tokoh pendiri bangsa. Luar biasa sangat banyak nama-nama besar yang berasal dari provinsi ini,” papar LaNyalla.
Mereka adalah para pendiri bangsa yang telah menyumbangkan tenaga dan pikiran-pikiran jernih mereka untuk lahirnya bangsa dan negara ini dengan karya agung yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli. Maka kiranya sangat tepat, bila hari ini, saya mengajak saudara-saudara semua yang hadir untuk meresapi dan menghayati suasana kebatinan para pendiri bangsa kita, dengan melihat kembali secara jernih cita-cita luhur mereka dan harapan mereka kepada bangsa dan negara ini. Mereka semua dari Sumbar dan sangat luar biasa, urai LaNyalla.
Hal itu bertujuan untuk meresapi apakah hari ini cita-cita luhur mereka semakin dapat kita rasakan atau semakin jauh dan hilang tertelan perubahan wajah Indonesia, dari negeri Pancasila menjadi negara kapitalis liberalis.
“Saya sengaja terus berkeliling mendatangi satu per satu Kerajaan dan Kesultanan Nusantara sebagai bagian dari komitmen DPD RI sebagai wakil daerah. Dan Alhamdulillah hari ini, bisa sampai di Kerajaan Jambu Lipo, Sumatera Barat,” tuturnya.
Berkeliling semata untuk menggugah kesadaran berbangsa. Bahwa bangsa ini adalah bangsa yang besar, karena bangsa ini dilahirkan oleh sebuah peradaban yang unggul dan tercatat dalam sejarah dunia, yaitu peradaban Kerajaan dan Kesultanan Nusantara.
Inilah yang kemudian kerap ia sampaikan di beberapa kesempatan. “Tapi, mengapa saat ini arah perjalanan bangsa dan negara ini hanya menyandarkan kepada partai politik sebagai satu-satunya penentu?” tanya LaNyalla.
Mengapa pula para pendiri bangsa dan para pemilik saham lahirnya bangsa ini, termasuk Kerajaan dan Kesultanan Nusantara tidak memiliki saluran atau ruang untuk ikut menentukan arah perjalanan bangsa?
Ditegaskan LaNyalla, jawabnya karena konstitusi kita saat ini, yang merupakan konstitusi hasil amandemen di tahun 1999 hingga 2002 silam itu, memang hanya memberikan ruang kepada partai politik sebagai penentu utama wajah dan arah perjalanan bangsa.
“Partai politik menjadi satu-satunya instrumen untuk mengusung calon pemimpin bangsa ini. Dan hanya partai politik melalui fraksi di DPR RI yang memiliki kewenangan memutuskan Undang-Undang yang mengikat seluruh warga bangsa,” ujarnya.
Padahal, sebelum dilakukan amandemen, Undang-Undang Dasar 1945 naskah asli yang dihasilkan para pendiri bangsa, memberikan ruang kepada Utusan Daerah dan Utusan Golongan dengan porsi yang sama dengan anggota DPR yang merupakan representasi partai politik.
Tapi setelah amandemen, Utusan Golongan dihapus dan Utusan Daerah diubah menjadi DPD RI, tetapi dengan kewenangan yang jauh berbeda dengan Utusan Daerah.
DPD RI sebagai wakil daerah, yang juga dipilih melalui Pemilu seperti partai politik hanya mendapat porsi mengusulkan Rancangan Undang-Undang dan membahas di fase Pertama di Badan Legislasi.
Sedangkan pemutus untuk mengesahkan menjadi Undang-Undang
adalah DPR bersama Pemerintah. DPD RI juga tidak bisa mengusulkan pasangan Capres dan Cawapres dari jalur non-partai politik. Padahal, masyarakat melalui sejumlah survei menghendaki ada calon pemimpin nasional dari unsur non-partai politik, papar LaNyalla.
Raja Jambu Lipo, Yang Mulia Tuanku Rajo Godang Firman Bagindo Tan Ameh Rajo Alam Jambu Lipo mengaku amat sangat berkesan dengan kehadiran Ketua DPD RI. Kata dia, ini sejarah terukir pertama kali ada seorang pejabat level tinggi nasional datang ke kerajaannya.
“Terima kasih dan kami sangat terharu. Ini tanda-tanda bahwa akan membawa manfaat untuk kami dan juga manfaat untuk Ketua DPD di karir politik di kancah nasional,” ujarnya.
Ketua DPD RI disambut tuan rumah Bupati Sijunjung Benny Dwifa Yuswir dan Wakil Bupati Sijunjung Iraddatillah. Dari pihak kerjaan ada Yang Mulia Tuanku Rajo Godang Firman Bagindo Tan Ameh Rajo Alam Jambu Lipo, Yang Mulia Tuanku Rajo Godang Sultani Bagindo Maharajo indo Rajo Ibadat Jambu Lipo dan Yang Mulia Tuanku Rajo Godang Bangindo Tan Putih Rajo Adat Jambu Lipo dan jajarannya.
Selain itu, dalam kunjungan kerja di Sumatera Barat, LaNyalla didampingi sejumlah senator, yaitu Hj. Emma Yohanna (Sumatera Barat), Leonardy Harmainy Dt. Bandaro Basa, (Sumatera Barat/Ketua Badan Kehormatan DPD RI), Alirman Sori (Sumatera Barat/Wakil Ketua Kelompok DPD RI di MPR), Muslim Yatim (Sumatera Barat), Bustami Zainudin (Lampung), Ahmad Bastian (Lampung), Bambang Sutrisno (Jawa Tengah), Evi Apita Maya (NTB), Bambang Santoso (Bali). Selain itu, hadir pula dua Staf Khusus Ketua DPD RI Sefdin Alamsyah dan Togar M. Nero.
Leave a Comment