satunusantaranews, Jakarta – Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi melakukan evakuasi terhadap Harimau Sumatera korban konflik di Desa Guguk, Desa Air Batu dan Desa Marus Jaya Kecamatan Renah Pembarap Kabupaten Merangin, Jambi (15/10). Konflik tersebut telah mengakibatkan 2 orang meninggal dunia dan 1 orang luka-luka.
Setelah mendapatkan informasi terkait konflik yang terjadi, kami segera menurunkan tim yang dipimpin oleh Kepala Seksi Konservasi Wilayah I untuk melakukan pengecekan di lokasi kejadian konflik dan mengambil langkah-langkah penanganan yang diperlukan di lapangan, ujar Kepala Balai KSDA Jambi Rahmad Saleh.
Tim KSDA Jambi segera melakukan sosialisasi kepada warga dan instansi terkait untuk tidak mendekati lokasi kejadian serta melakukan patroli bersama dengan masyarakat dan para pihak.
Selain itu, tim juga melakukan pemasangan Camera Trap sebanyak 6 unit di 3 desa lokasi kejadian untuk memantau pergerakan dan jumlah individu Harimau sumatera. Tim juga melakukan pemasangan 3 unit perangkap harimau di sekitar lokasi kejadian.
Setelah Harimau Sumatera masuk pada salah satu perangkap, Balai KSDA Jambi menurunkan tim tambahan yang terdiri dari dokter hewan dan tim penyelamatan satwa. Tim segera mengevakuasi Harimau Sumatera ke mobil rescue BKSDA Jambi untuk selanjutnya dibawa ke Tempat Penyelamatan Satwa Balai KSDA Jambi di Mendalo Kabupaten Muaro Jambi.
Selanjutnya terhadap satwa ini akan dilakukan pemeriksaan fisik lengkap dan pemeriksaan laboratorium lengkap untuk mengetahui kondisi jauh terhadap kesehatan harimau tersebut. Harimau yang diselamatkan berjenis kelamin betina dengan panjang kurang lebih 180 cm, umur sekitar 10 – 12 tahun.
Harimau saat ini masih dalam kondisi liar dan Balai KSDA Jambi akan melakukan rehabilitasi di Tempat Penyelamatan Satwa dengan tetap menjaga insting liarnya sehingga diharapkan dapat dikembalikan ke habitat alaminya nanti.
“Kami berterima kasih kepada masyarakat yang telah bergotong royong membantu evakuasi harimau tersebut, dan juga kepada Polsek Sungai Manau, Kodim Bangko, KPHP Merangin, BBTNKS, Kepala Desa Guguk, Kepala Desa Air Batu, Kepala Desa Marus Jaya dan FFI serta semua pihak yang turut serta bersama-sama melakukan verifikasi, penanganan lokasi dan sampai dengan evakuasi,” ujar Rahmad Saleh.
Lebih lanjut, Rahmad menghimbau agar masyarakat berhati-hati dalam melakukan aktifitas di sekitar habitat harimau serta menghimbau masyarakat agar tidak mengganggu habitat harimau sumatera pada khususnya dan satwa liar pada umumnya.
“Mari kita bersama-sama menjaga dan menyelamatkan keanekaragaman hayati sebagai aset bangsa Indonesia dan karunia Allah SWT. Tidak ada satupun makhluk Tuhan yang diciptakan tanpa tujuan dan manfaat,” pungkas Rahmad.
Balai KSDA Jambi berkoordinasi dengan Polsek Sungai Manau, KPHP Merangin, Balai Besar Taman Nasional Kerinci Seblat Bidang Wilayah 1, Polres Merangin, Kodim Bangko, Mitra Konsevasi Fauna and Flora International, Kepala Desa setempat, Media dan unsur masyarakat, untuk secara kolaboratif melakukan penanganan konflik.
Leave a Comment