satunusantaranews, Jakarta – Pakar Cyber Security Indonesia, Prof. Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, M.Sc., MBA., Mphil., M.A., menilai, dalam kontek cyber warfare, data dan informasi, merupakan “harta” terpenting yang harus di jaga. Informasi dan data, menurut penggerak riset informatika dan teknologi digital ini, menjadi sumber pengetahuan yang dipakai untuk pengambilan keputusan strategis, dalam pertahanan negara.
“Perlunya sistem penangkal untuk menghadapi itu semua, dan penulis buku cyber warfare saudara Rudy Gultom, menyebutnya dengan istilah sixware,” ungkap Prof Dr. Ir. Richardus Eko Indrajit, MSc., MBA., Mlhil., MA. saat menjadi penanggap dalam bedah buku Cyber Warfare, tulisan Kolonel Sus Dr. Rudy Gultom, M.Si, di gedung Ardhya Loka, Halim Perdanakusuma, Jakarta (7/3).
Pada acara yang juga merupakan rangkaian dari peluncuran Jurnal TNI AU “Patriot Biru” tersebut, juga tampil sebagai pembedah buku, Ketua dan Pendiri Indonesia Cyber Security Ardi Sutedja. Dikatakannya, tantangan Indonesia dalam menghadapi serangan siber, adalah faktor manusia sebagai titik terlemah.
Selain itu juga masalah perlindungan data dan privasi serta penerapan manajemen krisis dan cara pandang global. Jangan berharap bisa maju dalam keamanan siber, bila kita belum memiliki budaya keamanan siber yang tinggi, ujar Ardi Suteja.
Selain bedah buku, peluncuran jurnal TNI AU ini, juga dilakukan review artikel jurnal tulisan Mayor Tek M. Abdul Ghofur. Artikel dengan judul “Desain dan Analisis Winglet pada Sayap Taper Pesawat UAV MALE menggunakan Komputasi Fluid Dynamics”, review disampaikan oleh Kolonel Tek Dr. Nur Priyanto.
Pada bedah buku dan review Jurnal tersebut, turut hadir dan memberikan tanggapan Dankodiklatau Marsdya TNI Nanang Santaso. Selain itu juga hadir Rektor Unhan Laksdya TNI Dr. A. Octavian, S.T., M.Sc., DESD, Irjenau, Asrena Kasau, para pejabat TNI /TNI AU serta civitas Perguruan Tinggi di Jakarta lainnya.
Leave a Comment