satunusantaranews, Jateng – Daun ketapang kering selama ini sering dianggap sampah oleh sebagian orang. Siapa sangka jika keberadaannya dapat menghasilkan keuntungan, tak hanya ratusan tapi jutaan rupiah. Nilai jual yang tinggi ini didasari oleh kandungan tanin pada daun ketapang kering yang bermanfaat menstabilkan pH air, memiliki sifat antijamur dan antibakteri, serta mampu mencerahkan warna ikan.
Daun ketapang banyak dimanfaatkan warga asing untuk budidaya ikan hias dan udang. Karantina Pertanian Cilacap mensertifikasi 6 kg daun ketapang kering tujuan Korea Selatan. Tak main-main, nilainya mencapai 6 juta rupiah.
“Daun ketapang kering kami telah periksa dab dipastikan bebas dari Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT), layak untuk dilalulintaskan,” ungkap Amir Pejabat Karantina Pertanian Cilacap usai melakukan pemeriksaan.
Sarman sebagai eksportir asal Cilacap mengungkapkan bahwa tak hanya Korea Selatan yang menjadi negara tujuan, tetapi juga Jepang dan Amerika.
Sementara itu, mengoleksi dan merawat tanaman hias merupakan salah satu aktivitas sehari-hari yang dapat memanjakan mata dan mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya. Adalah Aglonema salah satu jenis tanaman hias yang populer dikalangan para pecinta tanaman hias.
Tanaman hias ini memiliki desain dan tampilan yang indah sehingga tidak heran para penggemar Aglonema akan terus mengoleksi jenis tanaman hias ini.
Dan Karantina Pertanian Cilacap melalui Wilayah Kerja Kantor Pos Purwokerto melakukan pemeriksaan terhadap 48 batang Aglonema tujuan Banjarmasin dan Ambon. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk memastikan Aglonema tersebut layak untuk dilalulintaskan.
“Berdasarkan Permentan No. 25 Tahun 2020 tentang Jenis Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina, tidak ditemukan target OPTK pada komoditas Aglonema,” ungkap Singgang Pejabat Karantina Pemerika.
Sehingga pemeriksaan dilakukan dengan metode pemeriksaan langsung secara visual untuk kemudian diterbitan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area sebagai syarat pemasukan di tempat tujuan, tutupnya.
Leave a Comment