Kesehatan

Demensia Itu Bukan Penyakit Lansia Saja Loh, Yuk Cek Faktanya

satunusantaranews, Jakarta – Hello SNReaders … bahwa Demensia sering disalah artikan dengan penyakit pikun yang pasti datang ketika kita sudah menua. Namun sebenarnya, demensia bukanlah penyakit melainkan gejala suatu penyakit. Gangguan ini ditandai dengan penurunan daya ingat atau kondisi di mana seseorang kesulitan untuk mengingat sesuatu dari memorinya.

 

Kondisi ini juga dapat menimbulkan gangguan dalam berbahasa, serta ketidakmampuan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Misalnya mudah tersesat saat menyetir. Meskipun hilangnya daya ingat sering terjadi pada orang yang pikun karena demensia, berkurangnya daya ingat tidak berarti membuat sesorang pasti menderita demensia. Berkurangnya daya ingat pada tingkat tertentu bisa jadi merupakan proses penuaan yang normal.

 

Seorang ahli geriatri yang berbasis di Florida, Amerika Serikat, Gerdie Jean-Smith memberikan penjelasan mengenai hal ini. Disebutkan, demensia adalah istilah umum yang mencakup berbagai jenis kondisi, termasuk alzheimer, demensia vaskular, demensia parkinson, dan demensia tubuh lewy.

 

 

“Alzheimer dan demensia vaskular adalah yang paling terkenal,” ujar dia. “Singkatnya, demensia adalah penurunan kognisi yang melibatkan satu atau lebih domain kognitif.”

“Domain kognitif seperti pembelajaran dan memori, bahasa, fungsi eksekutif, perhatian kompleks, perseptual-motorik, serta kognisi sosial,” lanjut dia.

 

Tapi kira-kira apasih gejala yang ditimbulkan saat akan mengalami demensia? Seorang psikolog klinis yang berbasis di New York dan Connecticut, AS, Holly Schiff, PsyD mengatakan, orang yang mengalami kepikunan mungkin kesulitan mengingat hal-hal yang awalnya tidak kentara. Misalnya, lupa apa yang mereka sarapan, lupa di mana meninggalkan barang, atau sulit mengingat alasan memasuki ruangan tertentu.

 

Selain itu juga Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan, seseorang dengan demensia mungkin mulai mengalami masalah saat menangani beberapa tugas. Di antaranya membaca, menulis, atau tugas-tugas yang kompleks seperti mengikuti petunjuk atau membuat perhitungan. Pekerjaan yang biasa dilakukan seperti membayar tagihan pun mungkin bisa menjadi sulit untuk dilakukan. Waduuh ternyata kalau kerjaan kita kompleks juga mempengaruhi loh SNReaders.

 

Selain kesulitan menangani tugas-tugas, orang dengan demensia juga kesulitan mengemudi dan mudah sekali untuk tersesat. Menurut beberapa sumber seseorang dengan demensia mungkin mengalami kesulitan menavigasi melalui tempat-tempat yang dikenalnya. Mereka akan lebih sering tersesat atau mengalami kesulitan mengingat rute yang sudah dikenalnya. Yaampuun berabe deh kalo sampe ga bisa baca navigasi, bisa-bisa ke tempat ayu ting ting alamat palsu hehehe…

 

Schiff juga mengatakan bahwa seseorang dengan demensia mungkin tampak apatis atau datar secara emosional. Mereka juga kehilangan minat pada hobi atau aktivitas yang sebelumnya dinikmati, atau menghindari menghabiskan waktu bersama teman dan keluarga. Perubahan tingkat perhatian atau kemampuan berkonsentrasi juga dapat mengindikasikan demensia.

 

 

Lalu bagaimana sih cara mengobati penyakit demensia ini? Menurut beberapa sumber pengobatan demensia bertujuan untuk membantu penderita beradaptasi dengan kondisinya, menghambat gejala yang muncul, dan menghindari komplikasi. Berikut adalah prosedur yang dapat digunakan sebagai pengobatan untuk demensia:

Terapi khusus

 

Terdapat beberapa terapi yang dapat dilakukan untuk menangani gejala dan perilaku yang muncul akibat demensia, yaitu:

 

Terapi stimulasi kognitif; Terapi ini bertujuan untuk merangsang daya ingat, kemampuan memecahkan masalah, serta kemampuan berbahasa, dengan melakukan kegiatan kelompok atau olahraga.

 

Terapi okupasi; Terapi ini bertujuan untuk mengajarkan penderita cara melakukan aktivitas sehari-hari dengan aman sesuai kondisinya, serta mengajarkan cara mengontrol emosi dalam menghadapi perkembangan gejala.

 

Terapi ingatan ; Terapi ini berguna untuk membantu penderita mengingat riwayat hidupnya, seperti kampung halaman, masa sekolah, pekerjaan, hingga hobi.

 

Rehabilitasi kognitif ; Terapi ini bertujuan untuk melatih bagian otak yang tidak berfungsi, menggunakan bagian otak yang masih sehat.

 

Selain terapi diatas tadi, sangat diperlukan sekali dukungan keluarga. Sebab dari dukungan ini lah si pasien akan menjalaninya dengan tenang dan juga senang.

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN