satunusantaranews, Jakarta – Ditbinmas Polda Metro Jaya menyelenggarakan Program Focus Group Discussion di Diamond Ballroom Hotel Royal Palm Hotel, Cengkareng, Jakarta Barat, bertemakan Sinergitas Polri bersama Ulama, Tokoh agama dan Pemuda dalam mencegah gerakan Radikalisme melalui penanaman ideologi Pancasila ditengah Pandemi covid-19 (2/12).
Menghadirkan Kombes Pol Drs. H. Zainuri Anwar, M.Ag (Kabagbin Religi Rowatpers SSDM Polri), Romo Beni Susetyo (BPIP), Mario Humberto, S.Sos., M.H (Kasi Pengamanan Lingkungan BNPT), dengan moderator Sabena S.Ikom., M.Ikom. Sedangkan audien diantaranya para Da’i Kamtibmas PMJ, Pamong Saka Bhayangkara Polres Jajaran, Karang Taruna Jakarta Barat dan Satker Penggiat Program FGD.
Focus Group Discussion dibuka oleh Kasubdit Bintibsos AKBP Drs. M Yani Johana mewakili Dirbinmasg Polda Metro Jaya. Dilanjutkan paparan materi dari Kombes Pol Drs. Zainuri Anwar, M.Ag (Kabagbin Religi Rowatpers SSDM Polri), dengan materi “Pembinaan Penanggulangan Pencegahan Radikalisme dan Intoleransi”.
Sejumlah catatan dikemukakan antara lain Terorisme berkembang berasal dari paham radikalisme yg berkembang pula dari sikap intoleran seseorang atau kelompok. Terorisme dan radikalisme adalah paham yg berkembang yang berasal dari sikap intoleran, sikap tidak suka atau tidak senang, terhadap orang, kelompok, atau agama lain.
Selanjutnya doktrin terorisme dalsm penganut agama Islam Radikalisme contohnya kaum khilafah, pengikut Osama bin Laden menganggap orang Islam yang tidsk sepaham dengan mereka disebut Thagut, sedangkan orang pemeluk agama lain disebut Kafir. Dan darah Thagut serta Kafir halal untuk dibunuh atau dimusnahkan.
Sedangkan paparan materi Romo Beni Susetyo (BPIP) yakni “Revitalisasi Nilai-nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara di Tengah Pandemi Covid-19” dengan memberi catatan bahwa Kesadaran akan betapa pentingnya Pancasila perlu diingatkan kembali setelah BP7 yang dijadikan alat politis oleh Orde Baru dibubarkan, ternyata berdampak kepada maraknya paham radikalisme. Dan Pancasila sebagai ideologi kita yang sudah teruji akan kebenarannya dan menjadi perisai bagi bangsa Indonesia. Tak lekang oleh zaman, tak pudar tergerus oleh waktu.
Paparan materi berikutnya dari Mario Humberto, S.Sos., M.H (Kasi Pengamanan Lingkungan Umum BNPT) dengan sejumlah catatan bahwa Terorisme ada yang berkembang dari pemahaman sempit terhadap hal hal yang berkaitan dengan kegiatan ekonomi. Bunga bank, kartu kredit, kartu OVO dan lain lain. Akhirnya si pelaku terorisme ini tidak dapat mencukupi kebutuhan keluarganya, karena semuanya diharamkan. Kemudian terpengaruh oleh paham khilafah, selanjutnya menjadi teroris.
Secara eksplisit dari FGD tersebut, Dai Kamtibmas, siap membantu Polri dalam menangkal paham radikalisme dan terorisme melalui dakwah dan ceramah kepada masyakat. Sementara Pemuda Karang Taruna dan Pramuka Saka Bhayangkara meminta dan mengharapkan peran BNPT untuk melakukan kegiatan pendampingan mengenai bahayanya radikalisme dan terorisme kepada para pemuda dan pelajar.
Leave a Comment