satunusantaranews, Jakarta – Wiratno Dirjen Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekonomi (KSDAE) menyampaikan bahwa saat ini banyak persoalan yang harus diselesaikan dengan cara yang tidak biasa. Artinya, banyak persoalan yang perlu diselesaikan dengan cara-cara yang inovatif serta kreatif, ujarnya saat Refleksi Akhir Tahun Program Kegiatan Kementerian LHK (17/12).
Dirjen Wiratno menyampaikan untuk menghadapi persoalan tersebut, sebuah organisasi harus memiliki spirit “5K”, Kepeloporan, Keberpihakan, Kepedulian, Konsistensinya serta Kepemimpinan.
“Dari filosofi konseptual tersebut serta dengan memperhatikan fakta-fakta yang ada, kemudian ditetapkan kebijakan atau program kemitraan konservasi. Program tersebut merupakan salah satu win-win solution untuk permasalahan ketergantungan dan tekanan terhadap kawasan konservasi,” ujar Dirjen.
Melakukan pendekatan dengan komunitas lokal merupakan salah satu bentuk solusi dalam menyelesaikan persoalan yang terjadi. Tidak ada solusi tunggal untuk permasalahan yang dihadapi, karena kenyataannya, kawasan konservasi seluas 27,14 juta hektare di Indonesia bukanlah kertas putih. Serta menjadikan pengelolaan tersebut sebagai bentuk tantangan.
“Terdapat lebih dari 16 juta jiwa penduduk yang sebagian besar menggantungkan kebutuhan ekonominya pada potensi sumber daya dari kawasan konservasi,” ujar Dirjen Wiratno.
Melalui program tersebut, masyarakat diharapkan dapat memperoleh akses secara legal dalam pemanfaatan sumber daya yang ada di dalam kawasan konservasi, ragam ekonomi masyarakat di daerah penyangga dapat meningkat, komunikasi serta kerjasama antara pengelola kawasan dengan masyarakat meningkat secara signifikan, serta tekanan terhadap kawasan konservasi diharapkan dapat berkurang.
Leave a Comment