Opini

Diskresi Lahiriah, Batiniah atau Diskresi Ignastian

satunusantaranews, Jakarta – Pengertian Diskresi sering disamakan dengan ‘kebebasan bertindak’ atau ‘keputusan berdasarkan penilaian sendiri’. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ‘diskresi’ adalah kebebasan memilih dan mengambil keputusan sendiri dalam menghadapi suatu situasi.

 

Dalam bahasa Inggris dikenal ‘discretion’ atau ‘discretion power’, sedangkan di Indonesia lebih dikenal dengan istilah diskresi dengan pengertian ‘kebebasan bertindak’ atau keputusan yang diambil atas dasar penilaian sendiri.

 

Diskresi bersifat Lahiriah, yakni diskresi yang diterapkan oleh petugas atau pejabat guna mengatur kehidupan bermasyarakat. Diskresi Lahiriah ini yang kerap dikritik masyarakat antara lain seperti pemberian prioritas kepada mobil pejabat negara, ambulance, pemadam kebakaran dan sebagainya.

 

Nah Diskresi lahiriah inilah SNReaders yang merupakan salah satu hak pejabat yang menjalankan tugas. Pelaksanaan diskresi tidak boleh dilakukan sembarangan loh.. sebab hal ini telah diatur oleh Pasal 1 angka 9 UU No 30/2014 tentang Administrasi Pemerintahan mengatur diskresi sebagai keputusan dan/atau tindakan Pejabat Pemerintahan mengatasi persoalan konkret jika ada hambatan sedangkan tidak ada peraturan perundang-undangan yang mengatur, tidak lengkap dan/atau tidak jelas. Kewenangan diskresi muncul ketika ada program yang tidak bisa berjalan optimal dan mengarah pada stagnasi akibat ketidakjelasan atau ketidaklengkapan peraturan. Sedang peraturannya (yang di’diskresi’kan) bukanlah dibuat oleh pejabat yang melakukan diskresi.

 

Dalam UU No. 30/2014 disebutkan secara tegas bahwa tujuan diskresi adalah memperlancar penyelenggaraan pemerintahan, mengisi kekosongan peraturan, memberikan kepastian hukum, dan mengatasi stagnasi tertentu. Itulah diskresi lahiriah, yang berhubungan dengan kehidupan duniawi.

 

Sementara itu, Diskresi bisa juga merupakan olah batin, yang bertujuan mendekatkan hubungan orang yang melaksanakan diskresi dengan Allah. Diskresi demikian digolongkan sebagai Diskresi Batiniah.

 

Sedangkan Diskresi Ignasian; Hidup adalah rangkaian keputusan yang ditenun dari hari ke hari. Diskresi atau cara memilah dan menimbang agar kita mengambil keputusan yang tepat, diajarkan oleh Ignasius Loyola (23 Oktober 1491- 31 Juli 1556), sejak sekitar 500 tahun yang silam.

 

Ignasius adalah mantan perwira Kerajaan Spanyol, yang bertobat, mengundurkan diri dan memilih menjadi seorang pastor katolik. Ia mendirikan ordo Serikat Yesus dan mengembangkan latihan rohani. Dan Diskresi Batiniah adalah salah satu dasar dalam latihan rohani Ignasian.

 

 

Hal ini dilakukan guna menjawab keraguan dalam pengambilan keputusan agar lebih tepat. Diskresi Ignasian adalah pengalaman rohani yang dialami Santo Ignasius Loyola dalam membedakan dorongan roh baik dan roh jahat.

 

Ignasius tidak merumuskan pengambilan keputusan yang sistematik karena persoalan manusia terlalu rumit buat diatasi dengan satu langkah diskresi batiniah yang bisa berlaku umum.

 

Ignasius mengajak pengikutnya berlatih peka terhadap dorongan-dorongan yang ada dalam diri masing-masing sehingga bisa memilah mana yang dikehendaki Tuhan dan mana yang bukan. Kepekaan terhadap ciri-ciri dorongan baik dan dorongan jahat, membuat seseorang bisa mengenali motivasi yang menggerakkannya, sehingga lebih mudah mengambil keputusan yang tepat.

 

Diskresi Ignasian bukanlah mengenai apa yang harus kita lakukan, melainkan tentang kita ingin menjadi orang seperti apa. Diskresi Ignasian mengarahkan kita menjadi pribadi yang mengikuti dorongan yang mendekatkan pada Tuhan. Metoda diskresi Ignasian mengajari kita mengembangkan kepekaan rohani agar bisa lebih mengenali bisikan Tuhan.

 

Dalam pelaksanaannya, diskresi rohani adalah tindakan batin seperti memeriksa, mengenal, melihat, memisahkan, membedakan, memahami, menangkap, mempersepsi dan memperjelas gerakan batin. Artinya diskresi merupakan proses dalam diri kita guna mengenal kehendak Tuhan.

 

Kita dilatih mengenali karakter roh baik dan roh jahat, menanggapi desolasi (kesepian rohani) dan konsolasi (hiburan rohani) dan belajar menentukan kita mendekat atau menjauh dari Tuhan. Latihan rohani Ignasian selalu diiringi atau ditutup retret dengan pendampingan romo katolik.

 

Pada masa pandemi ini, ada banyak lembaga yang menawarkan latihan rohani Ignasian melalui daring. Ada yang komersial, ada yang membolehkan peserta menyumbang semampunya, ada juga yang gratis. Ada lembaga yang menyebutnya pelatihan, ada juga yang tegas-tegas mengatakan rangkaian webinar berbayar selama belasan minggu itu sebagai pengajaran. Penyelenggaranya mungkin tidak terlalu mahfum perbedaan pengertian antara pelatihan, pengajaran dan pendidikan.

 

Diskresi dalam hidup sehari-hari bertujuan agar petugas atau pejabat pemerintah dapat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang tidak terprediksi. Terlebih ketika dihadapkan pada persoalan yang belum ada aturan perundang-undangannya. Sejatinya aturan adalah acuan atau hukum yang memberi pelaksana (eksekutif atau panitia) kewenangan bertindak.

 

Dalam pelaksanaannya, petugas atau pejabat pelaku diskresi harus bertindak berdasarkan wewenang dan bukan berdasarkan pada kekuasaan. Penggunaan diskresi harus didasarkan pada kebutuhan agar program terlaksana dan bukan berdasarkan kemauan pribadi pelaku atau pelaksana. Tindakan diskresi mengharuskan pemegang kekuasaan tidak hanya melaksanakan aturan (asas wetmatigheid van bestuur), tetapi juga lebih mengedepankan pencapaian tujuan (doelstelling) dan kebijaksanaan (beleid).

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN