Dorong Konsumsi Pangan Lokal, Ekonomi Indonesia Berputar
satunusantaranews, Jakarta - Keanekaragaman bahan pangan lokal merupakan salah satu kekhasan yang dapat menjadi kekuatan ekonomi Indonesia. Ketua Badan Urusan Legislasi Daerah (BULD) Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPDRI), Marthin Billa meminta pemerintah meningkatkan afirmasi kepada konsumsi pangan lokal.
Menurut Marthin peningkatan konsumsi makanan lokal akan membuat dampak besar terhadap perputaran roda ekonomi masyarakat, khususnya untuk kalangan petani dan pelaku UKM.
”Ayo kita semua berlomba membuat lesung pipitnya petani muncul, tersenyum. Bukan hanya itu, uang akan berputar ke petani. Kecil-kecil, tapi dampaknya besar,” ujar Marthin (4/3).
Senator asal Nahakramo Baru ini mengatakan, dorongan kebijakan terhadap konsumsi pangan tersebut, secara otomatis akan mendorong hasil produksi petani. Afirmasi pemerintah bisa dalam bentuk promosi atau insentif kepada produsen pangan lokal.
Marthin Billa menyarankan, instansi resmi seperti Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan dapat melakukan langkah-langkah pengembangan program konsumsi makanan lokal itu. Penguatan dan perlindungan kepada produsen pangan tersebut akan dapat efektif apabila dituangkan dalam regulasi atau produk hukum daerah.
”Warga Indonesia harus memiliki produk dan harus bisa merekayasa produk atau diversifikasi. Itulah pendekatan pembangunan yang akan kita laksanakan,” ujarnya.
Ia juga meminta instansi di lingkup Kementerian Pertanian maupun Pemerintah Daerah memastikan betul ketersediaan pangan dalam daerah dapat terpenuhi bagi semua masyarakat.
”Jika hal ini dijalankan dan petani didorong untuk mengolah makan lokal, maka tingkat konsumsinya akan naik seiring dengan tingkat suplainya,” ujarnya.
Pemerintah penting membuka peluang sebesar-besarnya dengan menghadirkan teknologi yang dapat mengubah bahan-bahan pangan menjadi produk makanan bermutu lokal dan bergengsi.
”Saya menyarankan kuliner harus menggunakan produk lokal. Contoh mudahnya, ada nasi goreng dan sayur-sayur berasal dari lokal semua. Sebelum mengumpulkan pelaku kuliner dan pengrajin," tutur mantan Bupati Malinau ini.
Komentar