Galeri Foto

Dramatari Tribuana Tunggadewi Sang Payung Agung Nuswantoro

satunusantaranews, Jakarta – Dramatari ini diambil dari kisah kejayaan Tribhuwana Wijayatunggadewi atau yang dikenal dengan Tribuana Tunggadewi. Penguasa ketiga di Kerajaan Majapahit yang memerintah pada 1328 – 1350. Diceriterakan, sebelumnya peperangan terjadi di mana-mana. Majapahit menangis. Air matanya menggenangi muka bumi. “Oh pengantinku, dimana negeri yang berceritera tentang untaian emas permata ini bermuara?”

 

 

Keresahan rakyat Majapahit yang sekian lama tenggelam dalam peperangan, sirna sejak Puteri Raden Wijaya yang berani dan bijaksana tersebut memerintah. Hal itu Nampak pada kutipan kata-kata : “Saat Sadeng mengobarkan api pemberontakan, melati putih semerbak mewangi. Mengharumkan seluruh negeri. Sakdumuk batuk, sanyari bumi, ditohi kanti pati”.

 

Yang artinya walaupun sempit, tanah adalah nyawa seseorang. Sebegitu sakralnya tanah bagi seseorang hingga dirinya rela mengorbarkan nyawa agar tetap memiliki tanah tersebut.

 

 

Sang Ratu pun bersumpah di hadapan Dewata: “Manunggaling bangsa Nuswantoro bakal sun payungi kanti sesanthi Bhineka Tunggal Ika, tan hana dharma mangrwa” yang artinya Manunggalnya bangsa se Nusantara akan Aku ayomi dengan sesanthi “Bhineka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapi tetap satu jua).

 

 

Sebuah pagelaran yang mengingatkan kita untuk tetap menjaga keutuhan NKRI. Persembahan Tim Kesenian Daerah (Kesda) Kota Mojokerto, di Anjungan Jawa Timur, TMII (31/10).

 

Leave a Comment
Share
Published by
Kahfi SNN