satunusantaranews, Jakarta – Hello SNNears, kalian yang cemimiw pernah mengalami dong situasi dilematis dimana harus memilih spend time sama keluarga atau memilih karir cemerlang. Menjadi ibu rumah tangga sekaligus wanita karir bukan hal yang mudah loh …
Kalian harus tetap mengambil peran sebagai ibu rumah tangga di tengah-tengah kesibukan kalian dalam berkarir untuk tetap mewujudkan sebuah keluarga sejahtera. Selain itu, kalian pun secara gak langsung harus tetap menjaga komunikasi keluarga, baik dengan pasangan maupun anak-anak, agar mereka tidak kehilangan peran kalian sebagai ibu rumah tangga.
Pernah denger quotes “Perempuan itu diciptakan memang untuk multitasking”. Iya sih multitasking, tapi kalau harus berhadapan dengan situasi seperti memilih karir dan keluarga ya ujungnya bikin galau dan juga badmood.
Mungkin bagi beberapa wanita di dunia memilih untuk berpegang teguh dengan budaya yang sudah diajarkan bahwa pria lah yang akan menghidupi dirinya serta anak-anak mereka. Namun, seiring perkembangan zaman serta budaya membuat beberapa wanita memilih tegas untuk menghidupi diri dengan hasil keringatnya.
Wanita memilih jalan hidupnya menjadi wanita karier, bukan semata-mata hanya keinginannya. Pasti ada beberapa faktor pendukung dibelakangnya. Entah itu faktor ekonomi, budaya, atau bahkan internal dari lingkungan keluarganya. Mereka beranggapan jika dirinya turut bekerja, maka hal ini tentu akan membantunya di masa depan. Namun, ada juga loh yang memang sedari dulu ia memiliki cita-cita dan ingin ia raih melalui potensi yang ia punya.
Melihat dari kasus CEO PepsiCo, Indra K Nooyi, lewat situs theAsianParent, ia jujur sempat melalui situasi dilematis seperti ini. Bahkan ibunya pun turut berkomentar tentang pilihan hidupnya ini. “Dengar, Nak. Kau mungkin adalah seorang bos di kantor. Tapi di rumah kau adalah seorang perempuan, seorang ibu dan juga seorang istri, serta menjadi seorang menantu. Tinggalkanlah jabatanmu itu di tempatnya, dan jangan dibawa masuk ke dalam rumah. Begitulah yang dikatakan oleh ibu saya,” ujar Nooyi.
Nah, hal inilah yang harus dihadapi oleh semua wanita karir, bahwa ada loh kehidupan lain yang menantinya di rumah yang juga membutuhkan perhatian, waktu, serta energi. Menjadi yang terbaik di kantor bukan berarti yang terbaik di rumah, dan kadang perasaan inilah yang menggrogoti kita.
Tapi tidak menurut Nooyi “Saya pikir tak mungkin bagi seorang wanita karir melakukan segala hal degan sempurna. Tapi kita bisa berpura-pura bahwa kita bisa. Saya sudah menikah selama 34 tahun dan kami bahkan punya dua anak perempuan. Ya bahkan, anak-anak saya mungkin akan mengatakan diri saya adalah seorang ibu yang tak ideal.” Urainya “Namun, apakah saya menolak? Tentu saja tidak, saya menerimanya.” Tambahnya.
Bagi Nooyi kerjasama dengan keluarga ialah sesuatu hal yang perlu diperhatikan sebelum akhirnya kalian memutuskan untuk meraih posisi yang lebih tinggi di tempat kerja kalian. Misalnya, dengan bertukar pikiran dengan ayah, ibu, atau bahkan yang utama ialah suami atau pasangan kalian.
Jika mereka setuju untuk membantu mengasuh anak-anak selama kalian bekerja, maka bersyukurlah. Karena tak semua wanita karir tinggal sekota dengan keluarga besar mereka, maka mereka akan sukarela menerima.
Nah, jika terbentur dengan kondisi seperti ini, maka secara tidak sengaja dibawah alam sadar kalian pasti kalian akan merasa tertekan. Hal ini bisa saja karena seorang wanita karir merasa bersalah karena meninggalkan anak untuk bekerja di luar rumah dalam waktu yang lama dan tak tahu harus bagaimana dengan keluarga terutama anak-anak mereka.
“Jam biologis manusia dan jam kerja kantor sering mengalami benturan satu sama lain, ya mau tak mau kalian harus menghadapinya serta mengatasinya sendiri.” Ujar Nooyi.
Dari perkataan Nooyi sendiri kita bisa menyimpulkan bahwa anggapan untuk menjadi ibu sempurna dalam karir dan keluarga bisa menjadi beban dan mengakibatkan stres. Hal ini tentu saja jika seorang wanita karir melakukannya dengan penuh keterpaksaan serta perasaan yang abu-abu.
Nah, SNNears oleh karena itu berpikir panjang sebelum memutuskan untuk menjadi wanita karir harus dilakukan jauh-jauh hari agar kalian siap dengan konsekuensi yang mungkin akan kalian hadapi.
Leave a Comment