satunusantaranews, Balikpapan – Kayu akasia dengan nama latin Acacia mangium merupakan kayu yang memiliki banyak manfaat. Antara lain sebagai bahan pulp, perabot rumah tangga, furniture, bahan baku kertas, dan banyak lagi. Pohon yang memiliki keunikan ini bisa tumbuh sampai 30 meter tanpa cabang dan tegak lurus keatas.
Akasia yang merupakan tanaman asli Afrika banyak ditanam di Hutan Tanaman Industri (HTI) di Kalimantan Timur. Permintaan pasar ekspor kayu ini yang sudah dalam bentuk cacahan banyak di Banua Etam ini. Dari permintaan tersebut, kembali kayu chips akasia di ekspor dari Balikpapan ke Tiongkok (5/7). Sebanyak 44 ribu ton dengan nilai ekonomi 4 triliun rupiah yang diangkut melalui kapal laut.
Sebelumnya telah melalui proses pemeriksaan dan perlakuan berupa fumigasi yang bertujuan untuk mensucihamakan komoditas yang akan diekspor. Setelah dinyatakan bebas dari hama berupa serangga hidup selanjutnya diterbitkan sertifikat kesehatan tumbuhan atau Phytosanitary Certificate.
Ridwan Alaydrus, Kepala Karantina Pertanian Balikpapan menyampaikan bahwa setelah kurang lebih 4 tahun kayu chips akasia kembali di ekspor ke Negeri Tirai Bambu, harapannya komoditas ini bisa diterima dengan baik di negara tujuannya, pungkasnya.
Dorong terus ekspor komoditas pertanian melalui program Gerakan Tiga Kali Lipat Ekspor (Gratieks) Kementerian Pertanian. Salah satu program Kementrian Pertanian yang digagas oleh Presiden RI dengan tujuan meningkatkan ekspor komoditas pertanian melalui upaya penguatan aktivitas produksi (on farm) maupun aktivitas pasca produksi (off farm). Program kemudian dilanjutkan dengan mendorong pengusaha dan pelaku usaha pertanian untuk melipat gandakan produksi, dan para eksportir didorong pula agar melipat gandakan lalu lintas ekspor komoditas pertanian menjadi tiga kali lipat sampai 2024.
Baca Juga: Aplikasi IMACE, Peta Potensi Komoditas Ekspor Pertanian
Leave a Comment