satunusantaranews, Italia – Fase transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja juga mendapat perhatian serius Negara-negara G20. Dan Indonesia berpandangan isu tersebut harus ditangani secara inovatif dan kolaboratif dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Demikian agenda Joint Meeting of Ministers of Education and Ministers of Labour and Employment at Exchange Views on Transitions from Education to Work yang berlangsung di Catania, Italia (22/6).
Sekretaris Jenderal Kementerian Ketenagakerjaan, Anwar Sanusi, mengemukakan bahwa persoalan fase transisi dari dunia pendidikan ke dunia kerja (transitions from education to work) bukanlah isu yang baru. Namun seiring dinamika zaman yang banyak dipengaruhi oleh perkembangan teknologi dan informasi, perlu adanya langkah-langkah inovatif dan kolaboratif dalam mengelola isu ini. Tujuannya untuk menjaga kesesuaian sisi supply and demand tenaga kerja.
“Kami memandang dengan dinamika supply dan demand industri saat ini, maka penanganan transitions from education to work memerlukan inovasi dan kolaborasi yang luas, agar tercipta kebijakan dan program yang mampu beradaptasi dengan cepat terhadap perubahan dunia kerja,” kata Sekjen Anwar saat mewakili Pemerintah Indonesia membacakan Country Statement dalam pertemuan tersebut.
Sekjen Anwar menambahkan bahwa dalam beberapa dekade terakhir, Indonesia telah mengimplementasikan sejumlah program dan kebijakan dalam menjembatani transitions from education to work. Mulai dari pelatihan kerja di Balai Latihan Kerja (BLK) bagi lulusan sekolah; program pemagangan di dalam dan luar negeri; pelatihan kerja berbasis komunitas, termasuk bagi komunitas pemuda di seluruh Indonesia; program inkubasi bisnis, hingga layanan antar kerja (public employment services).
Oleh karenanya untuk meningkatkan kompetensi SDM Indonesia, pemerintah Indonesia juga sudah dan sedang menjalankan program Kartu Prakerja untuk memperluas akses pelatihan dan insentif bagi angkatan kerja muda, jelas Sekjen Kemenaker Anwar.
Leave a Comment