Fenomena Thrift Shop, ‘Sampah’ yang Menjadi Cuan
satunusantaranews, Jakarta - Belakangan ini, menggunakan pakaian-pakaian bekas merupakan sebuah tren dikalangan masyarakat. Thrift shop banyak dicari anak-anak muda yang berburu pakaian bekas untuk digunakan secara pribadi, bahkan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal dibanding membelinya langsung ke pasar.
Kegiatan berburu pakaian-pakaian bekas disebut dengan thrifting. Sesuai dengan sebutannya, thrift merupakan sebuah penghematan atau cara dalam menggunaakn uang dengan menghindari pemborosan. Hal tersebut lah yang sekiranya menjadi alasan bagi anak-anak muda dalam membeli barang atau pakaian-pakaian bekas.
Saat ini sudah banyak yang menjual barang pakaian bekas. Mereka berjualan di kios, pinggir jalan, bahkan membuka tokonya secara online melalui marketplace yang tersedia guna mempermudah penjualan mereka. Lalu, mengapa bisnis menjual barang dan pakaian bekas dapat menjadi bisnis yang sedang tren saat ini?
Melansir dari laman jurnal.id pada Selasa (7/12), thrift shop sebutan dari bisnis menjual barang dan pakaian bekas ini merupakan hal yang baru terjadi beberapa tahun kebelakang. Bisnis tersebut menjadi tren saat ini dikarenakan hanya membutuhkan biaya yang minim untuk modal awal, terlebih hanya jika hanya menjualnya melalui marketplace. Pakaian-pakaian yang dijual di thrift shop dengan harga Rp. 25.000 sampai Rp. 150.000 tersebut didapatkan hanya dengan harga Rp 1 juta per karung. Wah, murah banget yaaa.
Tetapi perlu diketahui juga bahwa jika membeli pakaian-pakaian bekas dalam bentuk karung, tidak semua pakaian-pakaian tersebut bagus untuk dijual sehingga kita harus sortir kembali dengan memilih pakaian-pakaian yang masih layak untuk dijual kembali. Namun jangan khawatir, sudah banyak orang-orang yang menjual pakaian-pakaian bekas dalam bentuk karung dengan sudah memilih pakaian-pakaian yang bagus dan layak untuk dijual kembali.
Dan kita perlu menambahkan uang untuk membeli pakaian-pakaian bekas tersebut mengingat didalam karung tersebut adalah pakaian-pakaian yang bagus dan layak karena sudah dilakukan proses pemilihan sebelumnya.
Thrift shop ini bukan hanya menjual pakaian-pakaian bekas, mereka juga menjual barang-barang bekas lain seperti tas, sepatu, celana, topi, bahkan buku.
Menggunakan barang-barang bekas tersebut bukan hanya sebagai bentuk penghematan, tetapi juga dapat membantu bumi kita terhindar dari pencemaran lingkungan. Mengingat pakaian-pakaian yang saat ini kita gunakan merupakan bagian dari kebutuhan primer selain makanan dan tempat tinggal. Hal tersebut membuat sampah dari industri tekstil tersebut dapat mencemari lingkungan.
Dilansir dari laman kompasiana.com, sebuah riset berjudul “a New Textiles Economy: Redesigning Fashion Future” yang buat oleh Ellen MacArthur menyebutkan bahwa setiap tahun industri tekstil menghasilkan 1,2 miliar ton emisi gas rumah kaca. Hal tersebut lebih besar dibanding gabungan semua penerbangan dan pelayaran internasional.
Kira-kira seperti itulah beberapa penjelasan tentang bisnis menjual barang dan pakaian-pakaian bekas atau disebut thrift shop. Selain mendapatkan untung yang berlimpah karena hanya memerlukan modal yang minim, kita juga dapat membantu mengurangi pencemaran lingkungan lho, SNNears!
Komentar