satunusantaranews, Jakarta – Bagi seorang wanita Jawa, kebaya indonesia bukan hanya sebagai sebatas pakaian penutup aurat. Lebih dari itu kebaya juga menyimpan filosofi tersendiri. Sebuah filosofi yang mengandung nilai-nilai kehidupan.
Keberadaan kebaya di Indonesia bukan hanya sebagai menjadi salah satu jenis pakaian. Kebaya memiliki makna dan fungsi lebih dari itu. Bentuknya yang sederhana bisadikatakan sebagai wujud kesederhaan dan kesahajaan dari masyarakat Indonesia pada umumnya.
Nilai filosofi selanjutnya dari kebaya adalah kepatuhan, kehalusan, dan tindak-tanduk dari seorang wanita Indonesia yang terkenal serba lembut dalam tutur dan dalam bersikap.
Kebaya selalu identik dipasangkan dengan jarik atau kain yang membebat tubuh. Jarit atau kain batik ini juga menyimpan banyak kisah dan sarat filosofi tentunya (untuk kain batik akan dibahas tersendiri secara lebih lengkap).
Baca Juga: Komunitas Perempuan Berkebaya Indonesia Bakal Adakan Kongres Nasional
Kain yang membebat tubuh tersebut secara langsung akan membuat siapapun wanita yang mengenakannya kesulitan untuk bergerak dengan cepat. Itulah sebabnya mengapa wanita Jawa selalu diibaratkan dengan pribadi yang lemah gemulai, lambat namun cekatan. Menggunakan kebaya akan membuat wanita yang mengenakannya berubah menjadi seorang wanita yang anggun dan penuh kepribadian.
Potongan kebaya yang mengikuti bentuk tubuh mau tidak mau juga akan membuat wanita tersebut harus bisa menyesuaikan dan menjaga dirinya sendiri. Stagen yang berfungsi sebagai ikat pinggang, bentuknya tak ubahnya seperti kain panjang yangberfungsi sebagai ikat pinggang.
Namun justru dari bentuknya yang panjang itulah nilai-nilai filosofi luhur ditanamkan, merupakan simbol agar perempuan itu mampu bertahan atau jadilah manusia yang sabar, ini erat kaitannya dengan peribahasa Jawa “dowo ususe” atau panjang ususnya yang bisa diartikan sabar menghadapi berbagai macam masalah duniawi.
Kenyataannya selain filosofi yang sarat makna. Berikut ini adalah fakta lainnya tentang kebaya, yaitu sbb :
- Kata “kebaya” berasal dari bahasa Arab yaitu “abaya”, yang bisa diartikan sebagai pakaian.
- Meski asal nama kebaya dari bahasa Arab namun, kebaya dipercaya sejumlah ahli berasal dari negeri Tiongkok. Tiongkok sudah sejak ratusan tahun perempuannya mengenakan kebaya. Dan oleh para saudagar dan pedagang dar iTiongkok kebaya akhirnya sampai ke Indonesia.
- Kata “kebaya” muncul dalam catatan Gubernur Hindia Belanda, Thomas Stamford Raffles yang kemudian dibukukan dalam “History of Java” pada tahun 1817.
- Dimasa kerajaan Majapahit, para wanitanya menggunakan kemben dan jarit yang dililitkan untuk menutupi tubuhnya dari dada kebawah, bahkan kadang dililit dengan selendang untuk menutipi leher dan penghias kepala. Setelah kebaya hadir menjadi lengkap dengan menutupi seluruh bagian atas tubuh perempuan keluarga keraton.
- Setelah Islam masuk ke nusantara, Kebaya menjadi sarat bukan hanya pelengkap tapi juga penutup tubuh, aurat bagian atas.
- Kebaya adalah pakaian yang dianggap sangat pas dan ideal bagi perempuan Indonesia.
- Bentuk dan model kebaya juga mengalami perkembangan dari waktu ke waktu, perempuan Thionghoa mengenalkan kebaya encim atau sering disebut kebaya peranakan, dengan dasar kain berwarna putih atau coklat yang dipercantik dengan sulaman atau bordiran warna-warni membuat desain kebaya semakin cantik.
- Kebaya kutu baru seringkali digunakan oleh wanita jawa dengan berbagai ukuran dan berbahan ragam kain. Ada yang dari beludru, satin, sutra hingga kain katun halus. Pemakaian kebaya dilengkapi dengan kain batik, sarung, songket dan juga tenun dengan warna senada. Untuk kalangan berada lebihlengkap lagi asesorisnya yaitu tas, bros, perhiasan hingga kipas tangan.
- Pada tahun 1940-an untuk meningkatkan pamor kebaya yang sempat terpuruk di masa penjajahan Jepang. Presiden Soekarno kemudian menetapkan kebaya sebagai busana nasional Indonesia bagi perempuan Indonesia.
- Filosofi kebaya sangatlah unik. Sederhana dan luwes mampu mengikuti lekuk tubuh perempuan Indonesia yang bermakna simpel, tidak neko-neko dan luwes diterima dan mengikuti tren segala zaman.
- Bawahan kain panjang atau jarit lebih bermakna bahwa perempuan Indonesia wajib menjaga lisan dan sikapnya, juga selalu sabar karena itulah watak asli perempuan Indonesia.
- Stagen anjang yang melilit ketat di pinggang, menjadi simbol kesabaran perempuan nusantara bahwa hidup harus dihadapi sendan sabar dan tawakal sehingga semua cobaan bisa terlewati sempurna dan hidup menjai tenang.
- Kebaya juga selalu menyesuaikan dengan perkembangan zaman tanpa meninggalkan nilai luhur seorang wanita pemakainya yang anggun dan elegan. Kebaya juga mampu dan luwes mengikuti perkembangan fashion bahkan yang unik sekalipun namun tetap memancarkan kesederhanaannya. Simpel dan fleksibel untuk tampil dimana dan kapan saja.
Nah, kini anda sudah semakin tahu akan makna, fakta hingga filosofi tentang kebaya. Maka jadilah perempuan yang mengambil bagian untuk mempopulerkan kebaya sebagai busana nasional Indonesia dan busana segala zaman.
Leave a Comment