Satunusantaranews–Ruteng NTT. Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar Pancasila.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak merupakan penyempurnaan program transformasi sekolah sebelumnya. Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta pada seluruh kondisi sekolah untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju.
Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai, Fransiuskus Gero, Rabu (21/6/2023) memantau pelaksanaan workshop implementasi kurikulum merdeka di SMPN I Satar Mese di Iteng, untuk mendorong agar sekolah itu menjadi sekolah penggerak.
“Untuk tercapainya program yang berorientasi pada hasil belajar para siswa secara holistik agar terwujudnya visi pendidikan Indonesia maka semua guru di Kabupaten Manggarai harus mendaftar dan menjadi guru penggerak” tuturnya.
Dirinya meminta, untuk mencapai tujuan itu, caranya harus terus belajar. Hal ini dimaksudkan agar peserta didik mempunyai kompetensi secara literasi dan numerik serta berkarakter yang bersumber dari sumber daya manusia unggul yaitu guru maupun kepala sekolah.
Terkait rapor pendidikan yang berpredikat merah pada wilayah ini, Kadis Frans meminta agar fokus pengelolaan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) ke depannya pada penanganan standar mutu yang diharapkan.
“Mutu pendidikan kita memang rendah. Hal itu dibuktikan dengan rendahnya literasi dan numerasi di Kabupaten Manggarai” akunya.
Sebelumnya, Kepala Sekolah SMPN 1 Satar Mese, Kornelis Sehadun, dalam sambutan menjelaskan, sekolahnya memang masih mengantongi predikat rapor merah terutama literasi dan numerasi. Untuk mengatasi hal itulah, pihaknya berusaha mencari jalan keluar untuk bisa menghapus stigma rapor merah pendidikan melalui kegiatan ini.
“Kegiatan selama tanggal 19-21 Juni ini, mau menjawab seperti apa dan bagaimana solusi yang diambil agar keluar dari penilaian kurang baik dalam strandart mutu pendidikan” ungkapnya.
Leave a Comment