Nasional

Gandeng Pihak Internasional Bahas Bahaya Sampah Laut dan Kebisingan Laut

satunusantaranews, Jakarta – Sampah dan kebisingan di laut menjadi ancaman serius bagi kelestarian mamalia laut di berbagai negara, termasuk di Indonesia. Karenanya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) bersama Yayasan World Wide Fund for Nature Indonesia (WWF Indonesia), dan Planet Deep menggelar seminar internasional bertema “Seminar on Marine Mammals Threats: Marine Debris and Ocean Noise” (30/6).

 

Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono menekankan pentingnya menjaga kelestarian mamalia laut dengan cara menjaga kebersihan dan kesehatan ekosistem laut dari pencemaran dan kebisingan.

 

Mewakili Menteri Kelautan dan Perikanan, Staf Ahli Menteri (SAM) Bidang Ekologi dan Sumber Daya Laut (ESDL) KKP, Pamuji Lestari menyebutkan selain faktor alam berupa fenomena oseanografi sebagai penyebab mamalia laut terdampar, ancaman global lainnya sebagai dampak yang disebabkan oleh aktivitas manusia (man-made impact) adalah kegiatan seismik bawah laut dan pencemaran perairan yang diketahui sebagai salah satu penyebab banyaknya mamalia laut terdampar dan mengalami kematian di berbagai negara.

 

“Sampah laut menjadi permasalahan yang mendesak saat ini dan perlu segera ditangani karena memberi dampak negatif pada ekosistem laut, mamalia laut, dan kesehatan manusia,” tambah Pamuji.

 

 

Lanjut Pamuji mamalia laut memberikan sumbangan ekologis yang sangat penting bagi ekosistem di bumi dan manusia yang memanfaatkan atau berasosiasi dengan hewan-hewan tersebut. Menurutnya, dari segi ekologi, kotoran paus sperma merupakan carbon sink bagi samudera. Gangguan terhadap populasi mamalia laut dan predator utama lainnya menyebabkan pergeseran dominasi predator utama yang pada akhirnya menyebabkan terganggunya rantai makanan.

 

Sehatnya mamalia laut juga mencerminkan sehatnya lautan. Sebagian besar mamalia laut merupakan biota yang bermigrasi lintas negara dan mengalami ancaman global di perairan negara yang menjadi negara jangkauan (range states) mamalia laut.

 

Oleh sebab itu, untuk memperdalam pemahaman atas persoalan dan ancaman terhadap mamalia laut khususnya sampah laut (marine debris), kebisingan laut (ocean noise) dan by cacth, KKP didukung WWF Indonesia mengupas lebih dalam persoalan ini bersama pakar dari beberapa negara yang kompeten di bidangnya, terangnya.

 

Sementara itu, Plt. Direktur Jenderal Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry menegaskan Indonesia telah berkomitmen mengurangi 70% sampah plastik yang masuk ke laut pada tahun 2025.

 

Baca Juga: KKP – Kemenhub MoU Pengembangan Pelabuhan Baru Ambon

 

“Untuk mencapai komitmen ini, pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden Nomor 83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut yang memuat rencana aksi strategis menangani sampah laut dari tahun 2018-2025,” tegas Hendra.

 

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, Alexander Rusli, menyampaikan bahwa Pemerintah Indonesia memiliki strategi yang sangat tepat untuk konservasi mega fauna laut yang tidak mengenal yurisdiksi dan batasan keilmuan. Kolaborasi internasional seperti tercermin dalam seminar ini adalah satu upaya KKP yang sangat didukung oleh WWF Indonesia.

 

“WWF Indonesia bersama berbagai mitra mendukung upaya konservasi mamalia laut ini melalui kegiatan monitoring dan penanganan satwa laut terdampar serta upaya pengurangan polusi sampah plastik di laut. Kami menghargai KKP yang membuka diri untuk bekerjasama di tingkat nasional dengan kami dan berbagai organisasi yang ada,” papar Alex.

 

Sebagai wujud kolaborasi antara pemerintah dengan pemangku kepentingan terkait dalam melakukan pengelolaan dan konservasi sumber daya hayati kelautan di wilayah perairan, pesisir dan pulau-pulau kecil secara berkelanjutan.

 

Pada kesempatan tersebut juga dilakukan penandatangan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Ditjen PRL dengan Yayasan WFF Indonesia. Penandatanganan PKS dilakukan secara langsung oleh Sekretaris Ditjen Pengelolaan Ruang Laut, Hendra Yusran Siry dengan Ketua Badan Pengurus Yayasan WWF Indonesia, Alexander S. Rusli.

 

Leave a Comment
Published by
Kahfi SNN
Tags: KKP