satunusantaranews – Jakarta. Seorang wanita dari Fariz RM Manajemen yang menjadi donatur tetap Gerakan 1000 Untuk Indonesia (GSUI), panggilannya Bella.
Hari ini memberikan bingkisan peduli kepada anak-anak media, awal-awal pertamanya dulu selalu memberikan bingkisan kepada anak-anak yatim piatu, lalu merambah ke janda dan jompo lalu merambah ke korban bencana alam seperti korban banjir, dan lainnya.
Nah sekarang ini kan lain dari pada yang lain, kalau bencana alam kan musisi dan media tidak terdampak seperti saat ini di saat pandemic Cocid-19. Kecuali mereka yang tinggal di daerah bencana contoh di bantaran kali Ciliwung. Saat ini rasanya mengglobal karena hampir semua terdampak akibat pandemic Covid-19.
Semua yang berhubungan dengan dunia entertainment terkena baik dari artis sampai wartawan, kita tidak bisa memfokuskan hanya kepada yatim piatu saja atau jompo saja, tetapi sebisa mungkin semua kita bantu.
Kepedulian ini bisa seperti setiap moment dan luar biasa, karena saat ini hampir semua orang kesulitan, siapa pun itu baik dokter yang di daerah merasakan kesulitan saat ini.
Bella dari Fariz RM manajemen untuk GSUI dan beberapa tempat sudah sekitar 1,900 paket bingkisan dari total 3000 paket bingkisan jadi masih ada sekitar 1,100 paket lagi yang akan disebar atau donasikan. Sampai sekarang masih di daerah Jakarta dan Tangerang wilayah yang kita sebar dan donasikan paketan ini, sepert panti asuhan, tempat pembuangan sampah (TPS), panti jompo, Ojol (GoJek), Taxi (Bluebird), masjid-masjid, dan tempat dhuafa.
Penyalurannya sebagian kita titipkan seperti di GSUI, atau turun sendiri dibantu oleh relawan dan anak-anak saya sendiri kebetulan saya punya anak 9. Donasi paketan ini pure dari pribadi.
Kalau data siapa yang akan kita sebar atau donasi itu alhamdulillah saya dari dulu memiliki atau memegang 4 panti asuhan dan membangun 1 pesantren, hanya membangun dan bukan mengelola pesatren dimana saya memiliki beban moral.
Dari 5 tempat ini sudah bisa memiliki data tetap, bahkan data bisa tambah dan kurang karena mereka yang sudah lulus tidak bisa tinggal disitu, begitu juga dengan panti asuhan dan jompo.
Untuk data musisi atau pekerja seni yang terdampak pendemic Covid-19 ini dari Stanly Tulung, maka dari itu untuk donasi berikutnya adalah untuk [para musisi yang terkena dampak Covid-19, karena mereka kehilangan pekerjaannya seperti job manggung danlain sebagainya.
Data musisi yang masuk dari Stanley Tulung belum fix tetapi kira-kira ratusan, dan alternatifnya nanti adalah dari musisi untuk musisi.
Hari ini saya baru hanya bawa 100 paketan, karena data nya belum fix. Selama ini Bella sudah bergerak di bidang sosial untuk membantu sesama dan ini sesuatu yang hebat. Dan setiap tahun dua kali memberikan donasi dihari lebaran dan hari ibu kepada yayasan penderita kanker di dharmais.
GSUI merasakan makin kesini donatur makin banyak dan bersyukur semua lancar.
Transcrip dr. Edi Prasetyo
Saya mungkin mewakili suara dari tenaga medis dan sampai hari ini sudah 38 orang meninggal dan 17 perawat meninggal karena efek dari Covid-19 tersebut.
Jujur saya sempat mengisolasi diri selama 2 X 2 minggu atau 28 hari, karena selama saya berinteraksi di rumah sakit, saya mendapat informasi bahwa ternyata ada pasien atau keluarganya yang positif Covid-19 saat itu.
Fase awal semua tentu sama semua orang timbul kebingungan, stress dan lain-lain.
Mau periksa Rapid atau Swap harus mengantri sampai dengan 15 April 2020. Akhirnya saya berfikir bagaimana selama prosesi isolasi itu saya harus survive.
Termasuk saya mentraiching atau menginformasikan sempet kontak dengan saya ikut mengisolasi diri.
Selama proses itulah akhirnya apa yang saya harus lakukan, akhirnya saya menstop semua informasi yang berkaitan dengan Covid-19 di media sosial saat itu. Tujuannya adalah agar imun ditubuh saya tidak turun kondisi saat itu.
Kemudian saya juga melakukan aktivitas fisik ringan dan lainnya supaya tetap sehat dan juga mengkonsumsi vitamin.
Selama proses itu juga saya berinteraksi dan bersosialisasi dengan rekan sejawat lainnya baik mahasiswa maupun dokter, perawat dan lainnya, sehingga timbul ide bagaimana kalau saya tuangkan dalam sebuah bentuk seni yang intinya nanti akan mengajak semua masyarakat Indonesia untuk bisa satu persepsi bahwa virus Covid-19 ini harus dilawan bersama-sama, tidak hanya oleh pemerintah, atau tenaga medis saja.
Tapi masyarakat luas umum bisa ikut berperan serta dalam mencegah dan memutus mata rantai penularan virus Covid-19.
Akhirnya setelah saya menulis, saya bingung mau kemana ini ?. Mau nyanyi sendiri tidak bisa menyanyi sebagus musisi-musisi. Akhirnya ada seorang teman yang memperkenalkan saya ke Tya Subiakto. Akhirnya berdiskusi Saya, Tya Subiakto, dan suaminya Agil, dimana saya juga dikenalkan dengan Hilman dan Dade yang bersepakat untuk membuat Gerakan Seribu Harapan (istilahnya-red).
Akhirnya setelah kita berdiskusi, saya bilang ini saya punya bahan lagu berupa lirik. Lalu di kolaborasi maka jadilah sebuah lagu.
Kemudian bagaimana lagu ini bisa menjadi sebuah inspirasi bagi orang banyak. Karena kalau dinyanyikan hanya oleh kalangan artis saja sepertinya lingkup dan skupnya terbatas.
Kemudian saya usul bagaimana kalau tenaga medis, dokter, perawat, klining service, security rumah sakit juga ikut menyanyikan lagu ini. Ide itu disambut baik oleh Tya Subiakto dan lainnya.
Akhirnya saya pikir juga bahwa virus Covid-19 ini menyerang siapa saja dan tidak memilih-milih siapa yang akan dia serang atau jangkiti. Baik status sosialnya apa ? Jabatannya apa ? Usianya berapa ? Kerja dimana ?, akhirnya kita perluas lagi, jadi yang ibu rumah tangga juga kita ajak, anak-anak juga kita ajak, pejabat juga kita ajak, untuk ikut menyanyikan lagu ini.
Dan Alhamdulillah dari struktur pemerintahan salah satunya Budi Karya Sumadi (MenHub) yang bisa sembuh dari virus Covid-19 kita ajak juga menyanyi, tetapi beliau tidak ikut menyanyi tetapi hanya ikut memberi support dengan memberikan tepuk tangan.
Lalu kepala KSP Moeldoko juga berkenan ikut memberikan suaranya bernyanyi dilagu ini, kemudian putri dari wapres yaitu dr. Hana dimana salah satu putrinya juga ikut menyanyikan.
Untuk kalangan artis akan di koordinasikan oleh Dade agar lebih detil lagi. Jadi sebenarnya bukan 60 saja yang menyanyikan lagu ini, tetapi sekitar 140 orang, baik tenaga medis, musisi, artis, maupun kalangan non artis dan musisi seperti kalangan masyarakat biasa di ikut sertakan. Dan saat ini dalam tahap proses penyelesaian sekitar 90% selain itu Dade juga mengusulkan untuk bergabung dengan Gerakan 1000 Untuk Indonesia (GSUI).
Panggilan Untuk Indonesia
Lyric : Dokter Edi Prasetyo & Agyl Shahriar
Composer : Tya Subiakto & Agyl Shahriar
Arranger : Tya Subiakto & Iwan Wiradz
Mentari mengawali kehidupan semesta
Kehangatan rembulan menemani malam
Perlahan kehampaan selimuti manusia
Tak berhenti memohon pada Yang Maha Kuasa
Satu per satu gugur pahlawanku
Bahu membahu pertahankan hidup kita
Hijau daun biru langit membisikkan agar kita bangkit dalam asa
Reff
Hidup adalah memberi, dari lubuk hati, untuk kemanusiaan
Hidup adalah panggilan, sehat jiwa raga demi masa depan
Sayangi jiwamu, sayangi keluargamu, sayangi bangsamu.. Indonesia
(ray/gie:foto ist)
Leave a Comment