GOOGLE Doodle Memasang Roehana Koeddoes, Siapa Sih Beliau?
satunusantaranews, Jakarta - Menyambut hari pahlawan Google menampilkan sosok Roehana Koeddoes di laman mukanya. Lantas siapakah beliau ini? Kira-kira bagaimana sepak terjangnya hingga bisa menjadi pahlawan nasional?
Roehana Koeddoes ialah seseorang yang lahir di kota kecil Kotogadang, Sumatera Barat pada 20 Desember 1884. Anak dari Moehammad Rasjad Maharadja Soetan ini adalah kakak tiri dari Soetan Sjahrir, mak tuo (bibi) dari penyair Chairil Anwar dan sepupu H. Agus Salim. Roehana meninggal pada 17 Agustus 1972 di Jakarta.
Saat belia, Roehana telah mampu menguasai materi yang diajarkan ayahnya seperti menulis, membaca dan berbahasa Belanda. Bahkan ia sudah belajar Abjad Arab, Latin dan Arab Melayu. Ikut sang ayah ke Alahan Panjang, pada saat itu Roehana belajar pada istri pejabat Belanda atasan ayahnya untuk menyulam, menjahit, merenda dan merajut. Roehana remaja juga sangat menyukai membaca majalah terbitan Belanda yang memuat berita politik, gaya hidup dan pendidikan di Eropa.
Disebut sebagai 'Ibu Pers Indonesia' Roehana pandai menulis artikel dan puisi. Pada 10 Juli 1912, Roehana menerbitkan surat kabar Sunting Melayu yang merupakan surat kabar perempuan pertama di Hindia Belanda. Melansir dalam buku "Kisah Perjuangan Pahlawan Indonesia" karya Lia Nuralia, Lim Imadudin dan Randi Renggana, Roehana mendirikan sekolah bernama "Roehana School" di Bukittinggi. Kariernya juga terus berkembang hingga ia memimpin surat kabar Perempuan Bergerak, Radio dan Cahaya Sumatera. Sepanjang kariernya, Roehana terus mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme dengan berbagai prestasi yang diakui nasional.
Kemudian, Roehana memperluas pengaruhnya setelah pindah ke Bukittinggi dengan menjadi salah satu jurnalis perempuan pertama di Indonesia. Di sini, ia mendirikan surat kabar perempuan pertama di Indonesia bernama "Soenting Melajoe". Sebagai yang pertama di Indonesia, di mana pemimpin redaksi, redaktur, dan penulisnya semuanya perempuan.
Publikasi ini juga secara langsung menginspirasi perkembangan beberapa surat kabar wanita Indonesia yang berpengaruh lainnya. Sepanjang kariernya, melalui artikel yang ditulisnya, Reohana Koeddoes mendorong perempuan untuk membela kesetaraan dan melawan kolonialisme, dengan beberapa mencapai pengakuan nasional.
Berkat perjuangan yang dirintisnya, banyak yang menganggap perempuan dalam jurnalisme Indonesia lebih kritis dan berani dari sebelumnya. Waahhh keren banget gak siihh beliau. Selain itu juga atas prestasi kepeloporannya itu, pemerintah Indonesia pun menobatkan Roehana Koeddoes sebagai pahlawan nasional pada 7 November 2019 oleh Presiden Jokowi.
Komentar