Gula Aren Bisa Jadi Peluang Usaha Besar Saat ini dan Kedepannya
satunusantaranews, Jakarta - Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, melihat peluang usaha besar di komoditi gula aren. Oleh karena itu, LaNyalla berharap produksi gula ini di sejumlah daerah harus digenjot, termasuk di Sumatera Utara. Namun diperlukan penataan dan perbaikan tata niaga.
"Gula aren itu memiliki penggemar tersendiri di tengah-tengah masyarakat. Sehingga potensi pemasaran gula aren menjadi sangat besar. Bahkan, bahan tersebut bisa dijadikan peluang usaha yang sangat besar dan menguntungkan. Ini yang harus bisa dimanfaatkan," tutur mantan Ketua Umum Kadin Jawa Timur itu, Rabu (10/2).
Untuk meningkatkan nilai jualnya, LaNyalla menilai pembenahan harus dilakukan beberapa bidang, termasuk tata niaganya.
Menurutnya, salah satu kendala adalah kemasan gula masih sederhana, belum menggunakan package yang menarik dan mampu bersaing dengan produksi gula putih yang umumnya ditemukan di pasaran.
"Hal ini harus diperhatikan oleh para pengrajin gula, agar memulai mengemas gula aren dengan package yang lebih menarik konsumen. Kemasan harus diperhatikan karena menjadi hal penting untuk menaikkan nilai jual suatu produk," katanya.
Senator asal Jawa Timur itu menambahkan, produksi gula tersebut saat ini sudah berkembang seperti produksi gula semut. Produk gula tersebut juga dapat dijumpai di hotel dan restoran.
"Produksi gula tersebut cukup banyak di daerah-daerah seperti Sumut, Banten, Jawa Barat, Jawa Timur, NTB dan daerah-daerah lainnya. Bahkan, gula aren Banten telah tembus pasar dunia. Ini momentum yang baik untuk sama-sama meningkatkan produksinya," katanya.
Namun, mantan Ketua Umum PSSI ini berharap ada langkah pembinaan untuk standarisasi kualitas dan kemasan gula untuk menarik pasar domestik dan nasional.
Menurutnya, langkah yang dilakukan oleh Wakil Gubernur Sumatera Utara kepada para anggota Asosiasi Aren Indonesia (AAI) bisa dijadikan contoh.
Wagubsu mendukung AAI untuk memajukan dan meningkatkan produksi gula merah melalui berbagai langkah pembinaan hingga standarisasi hasil pertanian dari pohon aren.
Komentar