Satunusantaranews , Lembata – Gunung Api Ile Lewotolok di Kecamatan Ile Ape Kabupaten Lembata kembali mengalami erupsi Minggu (29/11) sekitar pukul 09:27 wita. Erupsi gunung api aktif ini disertai dengan materi abu vulkanik, pasir dan kerikil. Selanjutnya dua desa di lereng gunung itu terdampak paling parah yakni Desa Lamawara dan Bungamuda. Dan ketebalan material erupsi hingga mencapai 2 sentimeter menutupi jalan badan dan lokasi sekitarnya.
Tadeus Duru Langobelen, warga masyarakat Desa Lamawara mengaku bahwa ketika terjadi erupsi, warga berhamburan keluar rumah dan berlari dalam suasana panik.
Baca Juga : Kasus Positif COVID-19 di Indonesia Tambah 6.267 Orang, Upaya 3T dan 3M Terus Digencarkan
“Saat hujan batu turun, banyak warga yang panik dan berhamburan keluar rumah, banyak yang menuju Gereja karena agak aman. Ada juga yang mempunyai kendaraan langsung bergerak ke lokasi kebun di Parek Walang, setelah berkumpul di Gereja baru dijemput ke Lewoleba,” tutur Tadeus. Banyak warga yang berlari sambil ketakutan dan trauma dengan gempa bumi beberapa tahun lalu.
Kepala Desa Lamawara, Moses Soge, menjelaskan bahwa selain abu vulkanik yang menggangu kesehatan masyarakat, kerikil dan bebatuan yang turun juga berakibat pada rusaknya bangunan rumah masyarakat.
“Erupsi tadi berakibat pada jebolnya seng di puluhan rumah masyarakat. Keadaan seperti ini sehingga belum terdata secara pasti tetapi rata-rata semua mengeluh sengnya bocor. Selain itu, batuan dan kerikil serta abu vulkanik sangat tebal menutupi setiap lokasi yang ada di Lamawara dan Bungamuda,” terang Kades Moses.
Baca Juga : Sembilan dari Sepuluh Jadi Tersangka Pelaku Asusila dan Pencabulan Gadis 14 Tahun
Lebih lanjut, Ia menambahkan bahwa masyarakat mengungsi ke Lewoleba, Waipukang, lokasi kebun Parek Walang yang kebanyakan berada di rumah keluarga. Hingga berita ini diturunkan, masih terdengar bunyi-bunyian dari puncak gunung Ile Lewotolok.
Leave a Comment