Habib Ali Alwi Serukan Tolak Presidential Threshold 20 Persen

Habib Ali Alwi Serukan Tolak Presidential Threshold 20 Persen
Habib Ali Alwi Serukan Tolak Presidential Threshold 20 Persen

satunusantaranews, Banten - Anggota DPD RI asal Provinsi Banten, Habib Ali Alwi, menyerukan kepada Kiai, Habaib, Forum Majelis Umat dan Pemuda se-Banten menolak Presidential Threshold 20 persen. Demikian ditegaskannya dalam wasiat kebangsaannya yang disampaikan secara terbuka (12/12).

Selain menolak Presidential Threshold 20 persen, Habib Ali Alwi juga mengajak para tokoh di Banten untuk secara bersama-sama mendorong Presidential Threshold menjadi 0 persen, sesuai amanat Konstitusi.

“Tolak Presidential Threshold 20 persen dan kembalikan menjadi 0 persen. Ini adalah wasiat kebangsaan saya, yang saya serukan kepada para Kiai, Habaib, Forum Majelis Umat dan Pemuda se-Banten untuk bersatu padu memperjuangkan hal ini," kata Habib Ali Alwi.

Bukan tanpa alasan wasiat kebangsaan itu diserukan Habib Ali Alwi. Katanya, hal itu diserukan sehubungan dengan semakin hari, situasi dan kondisi bangsa semakin terpuruk dan tidak menentu. Perpecahan antar-kelompok masyarakat dan umat semakin tajam. Kesenjangan sosial dan kemiskinan semakin meningkat, korupsi, kolusi dan nepotisme tanpa malu terus dipertontonkan.

Hutang negara setiap waktu terus bertambah tanpa kendali. Lembaga birokrasi, parlemen, dan aparat penegak hukum sudah kehilangan kepercayaan di mata rakyat. Itu semua terjadi disebabkan oleh kekuatan konglomerasi dan oligarki yang begitu mencengkram di semua lini sendi-sendi kehidupan berbangsa dan bernegara, tegas Habib Ali Alwi.

Sehingga tujuan dan cita-cita seluruh pendiri bangsa ini untuk menuju Indonesia yang adil, makmur dan sejahtera terasa semakin jauh. Semua sumber kerusakan itu terjadi karena sistem yang mereka sudah desain sejak lama untuk bisa menguasai legislatif, eksekutif dan yudikatif melalui sistem Presidential Threshold 20 persen, katanya.

Imbasnya, kata dia, dari dua kali Pemilu hanya ada dua pasang calon presiden yang semuanya berada di bawah kendali mereka.

Masyarakat pun terpolarisasi menjadi dua kubu yang saling berhadap-hadapan. Anak-anak bangsa dipecah belah sedemikian rupa. Dan mereka mengais keuntungan dari hal tersebut.

“Oleh karena itu, dengan segala kejernihan pikiran dan ketulusan hati, saya mengajak seluruh jaringan Habaib, Ulama, ormas pemuda, Forum Majelis Umat dan dan masyarakat untuk menolak hal tersebut. Mari terus berjuang untuk Indonesia yang lebih baik,” ajaknya.

Penulis: Bambang Tjoek
Editor: Nawasanga

Baca Juga