Hadapi Ancaman Resesi, Dorong Potensi Desa dan Pesisir Dirikan Bumdes
satunusantaranews, Jakarta - Untuk menghadapi ancaman resesi ekonomi, dapat mendorong potensi yang ada di desa dan pesisir dikelola secara profesional dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Hal ini diungkapkan Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (10/8). Karena di desa dan pesisir banyak potensi besar yang belum dimaksimalkan.
Lebih jauh, politisi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) ini menjelaskan bahwa dengan adanya Bumdes, maka ada nilai tambah di sana. Selain juga akan menyerap tenaga kerja dari masyarakat.
Untuk itu, dirinya mendorong potensi yang ada di desa dan pesisir dikelola secara profesional dengan mendirikan Badan Usaha Milik Desa (Bumdes).
Dijelaskannya, desa yang subur menyimpan potensi sumber daya alam dan tumbuhan yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.
Pohon seperti kopi, cengkeh, tembakau, lada, rempah-rempah, dan lain sebagainya, tumbuh di sana dan dikelola oleh masyarakat.
Bila potensi pedesaan seperti itu lebih disentuh dan diperhatikan oleh pemerintah, menurutnya, desa akan menjadi pusat perekonomian masa depan, terlebih daerah pesisir yang kaya dengan sumber daya kelautan, jelas pria asal Pulau Bawean, Kabupaten Gresik, Jawa Timur ini
Seperti saat kunjungan ke Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, di sana banyak Bumdes yang mengelola kopi olahan perkebunan rakyat. Bumdes yang ada mampu mengelola kopi yang dipetik dari perkebunan hingga dipasarkan di warung Bumdes di lokasi tempat wisata.
“Nah seperti itulah yang perlu dicontoh dan ditiru oleh desa-desa yang lain,” ujarnya.
Memberdayakan perekonomian pedesaan lewat Bumdes, menurut Gus Jazil tidak banyak mengalami kendala sebab masyarakat pedesaan kental dengan sikap gotong royong dan keterbukaan.
Masyarakat pedesaan mudah menyerap nilai-nilai baru yang dirasa bisa memberdayakan potensi diri dan desa. Dalam bekerja pun mereka menerapkan nilai-nilai kegotongroyongan.
Nilai-nilai gotong royong yang ada di desa tambah Jazilul, perlu untuk terus dirawat, dilestarikan, dan dikembangkan.
“Sikap gotong royong dan keterbukaan serta potensi yang melimpah yang membuat saya yakin masa depan perekonomian ada di desa,” tegasnya.
Meski harus diakui Bumdes-Bumdes yang ada masih kekurangan peralatan dan sumber daya manusia. Maka disinilah peran pemerintah untuk memberdayakan.
Pemerintah harus melatih bagaimana Bumdes mampu mengemas produk dan membuka jaringan distribusi perdagangan.
“Kementerian terkait harus bersama dengan pemerintah daerah membantu dan mendorong agar mereka lebih profesional dalam mengelola dan menggerakan potensi desa."
Selain sering diikutkan dalam pameran produk unggulan, juga dilatih bagaimana menjual produk lewat online,” ucapnya.
Apalagi teknologi informasi sekarang sudah masuk ke pelosok-pelosok pedesaan. Media sosial seperti facebook, youtube, twitter, instagram, dan lain sebagainya, menurut Jazilul Fawaid juga sudah diakrabi oleh semua orang, termasuk orang desa.
“Nah lewat media sosial seperti itu, produk desa bisa dipasarkan,” katanya.
Cara memasarkan lewat media online disebut oleh pria yang akrab dipanggil Gus Jazil itu sangat efektif. “Kopi dari Ende dan Bajawa, Flores, cepat diketahui masyarakat di mana saja bila sudah terunggah di media sosial,” paparnya.
Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid meyakini ancaman resesi dan pertumbuhan ekonomi minus 5,32 persen yang menimpa Indonesia bisa diatasi dan dikendalikan bila perekonomian pedesaan diperkuat, tutupnya.
Komentar