Satunusantaranews-Jakarta, Sabtu (19/11/2022), Gedung Ki Hajar Dewantara Universitas Negeri Jakarta. Hari yang bersejarah bagi para anggota berbagai organisasi Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) dari berbagai generasi dari tahun 1960an – hingga saat ini. Mereka berkumpul dalam acara “Indonesia International Outdoor Festival (IIOUTFEST) Goes To Campus”, yang bertemakan “Diskusi Panel Mapala Quo Vadis – Membangun Paradigma Baru Mahasiswa Pecinta Alam”.
Diskusi panel ini bertujuan sebagai ajang silaturahmi Mahasiswa Pecinta Alam dalam menguatkan perannya di era modern ini, agar dapat menjawab tantangan dan peluang yang ada. Seperti kita ketahui dalam kurun waktu satu dekade terakhir, mapala mengalami berbagai tantangan mulai dari sistem akademik yang semakin ketat, mahalnya biaya perkuliahan dan berbagai berita negatif dari mapala antara lain, kekerasan dalam pendidikan dan latihan dasar hingga mengakibatkan korban jiwa serta berbagai perilaku buruk dari oknum anggota mapala (penggunaan narkotika, premanisme dan lain sebagainya).
Hal ini tentu berdampak kepada buruknya citra mapala dan menurunnya minat mahasiswa bergabung dalam organisasi mapala. Selain itu, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, kegiatan petualangan kini semakin mudah diakses, digeluti masyarakat dan berkembang menjadi bagian industri pariwisata (wisata petualangan) hingga menghadirkan beragam profesi dan bisnis baru yang menjanjikan. Tidak hanya dalam industri pariwisata, kegiatan berbasis petualangan kini juga semakin berkembangan menjadi sebuah kegiatan olahraga prestasi tingkat dunia.
Berbagai fenomena tersebut harus mampu disikapi dengan baik untuk menjaga eksistensi mapala di era modern ini. Oleh karena itu Diskusi Panel Mapala Quo Vadis ini dihadirkan dengan menampilkan 17 narasumber, untukberbagi pemikiran dari anggota mapala lintas generasi agar mendapatkan sebuah rekomendasi untuk pengembangan organisasi mapala. Acara juga dihadiri oleh 200 orang secara hybrid (offline & online) dari berbagai daerah di Indonesia.
Maka kemudian, dari Diskusi Panel ini, lahir Rekomendasi Arah Pengembangan Organisasi Mapala sebagai berikut:
Pola Pembinaan Kolaboratif
Melaksanakan pola pembinaan mapala dengan prinsip kolaboratif dari unsur Universitas, Pengurus Organisasi, Anggota Aktif, Pembina/Pelatih (Alumni/Profesional) dan Orang Tua/Wali Mahasiswa.
Pendekatan Humanis
Melaksanakan pendekatan humanis dalam mengelola sumber daya manusia organisasi mapala menyesuaikan dengan karakteristik generasinya.
Pengamalan Tri Dharma Tinggi
Menguatkan peran mapala dalam mengimplementasikan program kerjanya sesuai dengan pengamalan Tri Dharma Perguruan Tinggi (Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Masyarakat).
Pendidikan Berbasis Kompetensi
Menerapkan sistem pendidikan berbasis kompetensi yang berwawasan industri, sehingga terciptanya link and match antara proses pembelajaran di mapala dengan industri yang terkait, sehingga bias mendukung jenjang karier bagi anggota Mapala.
Pengembangan Program Mapala Berkelanjutan
Melaksanakan Program Mapala Berkelanjutan dengan konsep Sapta Lestari yang berorientasi kepada 7 bidang yaitu Organisasi, Petualangan, Olahraga Prestasi, Lingkungan, Kebencanaan, Wisata dan Edukasi.
Peningkatan prestasi
Melaksanakan program kerja yang berorientasi kepada peningkatan prestasi bagi individu, organisasi mapala, perguruan tinggi serta bangsa Indonesia.
Transformasi Digital Pengelolaan Media Informasi dan Komunikasi
Melaksanakan transformasi digital dalam pengelolaan sistem media informasi dan komunikasi mapala, khususnya untuk mempublikasikan berbagai hal-hal positif tentang mapala secara inovatif.
Semoga dengan telah terselenggaranya diskusi panel ini dapat memberikan sudut pandang positif masa depan mapala di tengah berbagai tantangan zaman yang ada. Selanjutnya kami berharap rekan-rekan mapala dapat menindaklanjuti acara ini dengan beragam diskusi dan aksi-aksi berikutnya yang lebih berbobot dan berkelanjutan dari mapala.
Panjang Umur Mapala Se Indonesia !!!
Salam Lestari.
Leave a Comment