Kesehatan

Hanya 8 Provinsi Bebas Rabies, 26 Provinsi Lainnya Endemik Rabies

satunusantaranews, Jakarta – Dari 34 provinsi di Indonesia, hanya 8 provinsi yang bebas rabies sementara 26 provinsi lainnya masih endemik rabies.

Baca juga : Artikel dari Sehat Negeriku Kemkes

Secara hitoris 8 provinsi tersebut adalah Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Papua, Papua Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur. Sehingga tantangan berat saat ini adalah masih ada provinsi yang belum bebas (endemik rabies).

Baca juga: Rahasia Feby Febiola Tetap Ceria Meski Divonis Kanker

Angka kematian akibat Rabies di Indonesia masih cukup tinggi yakni 100-156 kematian per tahun, dengan Case Fatality Rate (Tingkat Kematian) hampir 100 persen. Hal ini menggambarkan bahwa rabies masih jadi ancaman bagi kesehatan masyarakat.

 

Secara statistik 98% penyakit rabies ditularkan melalui gigitan anjing, dan 2% penyakit tersebut ditularkan melalui kucing dan kera.

 

Dalam 5 tahun terakhir (2015-2019) kasus gigitan hewan penular rabies dilaporkan berjumlah 404.306 kasus dengan 544 kematian. Saat itu ada 5 provinsi dengan jumlah kematian tertinggi antara lain Sulawesi Utara, Kalimantan Barat, Sulawesi Selatan, Sumatera Utara, dan Nusa Tenggara Timur.

Sedangkan kejadian luar biasa (KLB) rabies tahun 2019 terakhir dilaporkan terjadi di Nusa Tenggara Barat.

 

Hal itu menunjukkan upaya pengendalian rabies di Indonesia memerlukan langkah terstruktur dan sistematis. Peran pemerintah dan lintas sektor masih sangat dibutuhkan dalam mengatasi permasalahan tersebut.

 

Dan Menteri Kesehatan RI dr. Terawan Agus Putranto mengatakan di Indonesia, gigitan anjing dapat dicegah dengan pemeliharaan anjing domestik yang tepat serta penanganan anjing liar yang benar.

 

“Pencegahan kematian akibat rabies pada manusia ditentukan oleh, satu, penanganan luka Gigitan Hewan Penular Rabies (GHPR) yang tepat, dua, pemberian Vaksinasi Anti Rabies (VAR), dan tiga, pemberian Serum Anti Rabies (SAR). Dukungan seluruh komponen bangsa sangat menentukan dalam mewujudkan,” katanya di Gedung Kemenkes, Jakarta, di Puncak Peringatan Hari Rabies Sedunia 2020 (28/9).

Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit dr. Achmad Yurianto mengatakan bahwa pada tahun ini dalam situasi pandemi COVID-19, maka acara Puncak Hari Rabies Sedunia pada hari ini dilaksanakan secara daring, katanya.

 

Dalam Puncak Hari Rabies terjadi kolaborasi antara Kementerian Kesehatan, Kementerian Pertanian, Kemenko PMK, Kemendagri dan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

 

Sekaligus melibatkan sekitar 1.250 orang di berbagai provinsi dan kabupaten/kota di Indonesia, termasuk wakil-wakil dari organisasi internasional, organisasi profesi, serta wakil-wakil lembaga swadaya masyarakat.

 

Disamping itu dilaksanakan pula penyerahan piagam penghargaan kepada penggiat dalam penanggulangan rabies dan pemerintah dari 8 provinsi yang berhasil menekan kasus rabies baik pada hewan maupun manusia.

 

Piagam penghargaan diberikan kepada tiga daerah dengan performa terbaik atas pelaporan kasus rabies melalui Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS) oleh Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan, Kementerian Pertanian.

 

Dilanjutkan dengan Soft Launching One Health Roadmap Eliminasi Rabies Nasional 2030 oleh Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Kesehatan dan Pembangunan Kependudukan, Kemenko PMK.

 

Dan dilanjutkan lagi dengan talkshow Kolaborasi Kemenkes, Kementan, KemenLHK, Kemendagri.

 

Peringatan yang bertemakan  ‘Kolaborasi Berkualitas, Vaksinasi Tuntas! Rabies Bebas!’ ini, dimaksudkan untuk meningkatkan pemahaman masyarakat tentang pentingnya pencegahan dan pengendalian rabies. Selain sebagai wujud peningkatan komitmen pemerintah daerah dalam menyediakan Rabies Center, dan menguatkan jejaring kerja pengendalian rabies.

 

Tema yang sangat relevan dengan upaya pemerintah dan masyarakat dalam mensukseskan pencegahan dan pengendalian rabies, terutama di 26 provinsi endemik rabies.

 

Event ini diharapkan menjadi inspirasi dan motivasi bagi semua pihak untuk semakin bersemangat mencapai dalam pencegahan dan penanggulangan Rabies di tengah situasi pandemi COVID-19.

 

Pandemi COVID-19 ini berpengaruh pada penanggulangan penyakit lain termasuk rabies. Khususnya dalam penerapan protokol pencegahan pandemi COVID-19 yang merupakan tantangan tersendiri bagi para tenaga kesehatan dalam melakukan penanggulangan rabies di lapangan. Tenaga kesehatan berfokus pada 26 provinsi.

Leave a Comment

View Comments

  • Very well presented. Every quote was awesome and thanks for sharing the content. Keep sharing and keep motivating others.

Published by
disa snn