satunusantaranews, Jakarta – SNReaders, selamat Hari Ayah Nasional!! Betul sekali tepat tanggal 12 November 2021, merupakan peringatan Hari Ayah Nasional. Berbeda dengan negara lain, Indonesia memilih tanggal ini untuk dijadikan hari kasih sayang untuk pahlawan keluarga.
Amerika Serikat awalnya memperingati Hari Ayah setiap 5 Juli. Akan tetapi, pada 1966, Presiden AS Lyndon B Johnson mendeklarasikan hari Minggu ketiga bulan Juni sebagai Hari Ayah. Sementara, sejumlah negara di Eropa memperingati Hari Ayah setiap tanggal 19 Maret. Swedia, Norwegia dan Finlandia memperingati Hari Ayah pada Minggu kedua bulan November. Adapun, Australia, Selandia Baru, Fiji, dan Papua Nugini merayakannya pada Minggu pertama bulan September.
Dikutip dari Sahabat Keluarga Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hari Ayah di Indonesia lahir atas prakarsa paguyuban Satu Hati, lintas agama dan budaya yang bernama Perkumpulan Putra Ibu Pertiwi (PPIP). Dimulai ketika tahun 2014, PPIP menggelar peringatan Hari Ibu di Solo. Saat itu acara dimeriahkan dengan mengadakan Sayembara Menulis Surat untuk Ibu.
Mari kita kesampingkan sejarahnya, dan membahas kenapa sih banyak anak yang berjarak dengan ayahnya? Kehadiran sang ayah secara fisik, berinteraksi dan mengenal serta memahami anak-anaknya akan mendorong perkembangan dan penguatan moral anak. Tapi tak jarang karena alasan tertentu, sang ayah jauh dari anaknya.
Dalam budaya yang ke timur-timuran, kerap kali beban pengasuhan anak diberikan kepada ibu dengan alasan ayah lebih berperan untuk mencari nafkah dalam rangka memenuhi kebutuhan ekonomi.
Seperti yang diutarakan di atas, ada keyakinan budaya bahwa pengasuhan anak menjadi tanggung jawab ibu sepenuhnya. Padahal, hubungan ini sama sekali tidak berimbang. Sudah sewajarnya beban dan tanggung jawab pengasuhan dijalani oleh ayah dan ibu. Membiarkan ibu saja yang mengasuh anak dapat membuat hubungan anak dengan ayah menjadi renggang.
Selain itu juga ayah kerap membiarkan ibu yang mengatur jadwal dan kebutuhan anak di sekolah, termasuk pertemuan-pertemuan rutin seputar pendidikan anak. Secara tidak langsung ini membuat ayah tidak update mengenai perkembangan anak di sekolah. Pantas saja anak dan ayah tidak memiliki hubungan yang akrab.
Hubungan anak dengan ayah bisa jadi renggang ketika ayah tidak meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita anak. Bisa jadi ayah terlalu lelah bekerja, sehingga tidak konsentrasi lagi mendengarkan atau disibukkan dengan aktivitas lain seperti menonton televisi. Bahkan sibuk dengan kerjaannya ketika sudah didalam rumah, anak-anak sengaja dihiraukan dan tidak didengar ketika bercerita.Yah, jangan heran kalau anak lama-lama menjauh dan malas ngobrol dengan ayahnya.
Sepertinya hal-hal kecil inilah yang membuat renggang, nah bagi SNReaders yang sudah menjadi ayah yuk deketan sama anaknya. Biar gak terjadi jarak diantara anak dan ayah.
Leave a Comment