satunusantaranews, Jakarta – Pemerintah harus dapat menjaga momentum daya beli masyarakat untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional. Untuk itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat tidak boleh teledor dalam menangani Covid-19. Demikian disampaikan Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi pada acara Hari Ritel Nasional ke-2 Tahun 2021 bertemakan “Ritel Tangguh, UMKM Maju, Indonesia Bangkit” (11/11).
“Saat ini kita bersama-sama mencari ekuilibrium baru pasca Covid-19. Salah satunya dengan menjaga agar daya beli masyarakat tetap terjaga supaya perekonomian Indonesia bisa tetap tumbuh dan sehat. Hari Ritel Nasional diharapkan menjadi hari kebangkitan ekonomi Indonesia. Kita harus bisa bangkit dengan tetap menjaga protokol kesehatan,” kata Mendag.
Konsumsi masyarakat menyumbang produk domestik bruto (PDB) terbesar untuk negara. Pada 2020, konsumsi masyarakat mencapai 57,66 persen dari PDB. Artinya, konsumen Indonesia berperan besar dalam mendorong perekonomian nasional, tuturnya. Sedangkan September 2021, indeks kepercayaan konsumen mencapai 95,5 persen dan pada Oktober 2021 mencapai 113 persen.
“Angka kenaikan ini merupakan hasil komitmen Kemendag bersama seluruh asosiasi mal dan pusat belanja untuk kembali membuka mal dan pusat perbelanjaan, khususnya jika dibandingkan dengan indeks kepercayaan masyarakat pada Agustus 2021 sebesar 77,3 persen,” jelas Mendag.
Diharapkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di akhir tahun 2021 akan mencapai 4 persen. Meskipun tidak sesuai target yaitu 5,5 persen, namun tahun depan akan tumbuh lebih baik ke depannya. Tahun ini Indonesia akan mencetak surplus terbesar dalam sejarah. Periode Januari– September 2021 surplus perdagangan sudah mencapai USD 25 miliar.
“Jika angkanya konsisten di kuartal terakhir, surplus Indonesia diharapkan akan menembus USD 30 miliar,” ungkap Mendag.
Ketua Panitia Penyelenggara Hari Ritel Nasional ke-2 Tahun 2021 Setyadi Surya mengungkapkan, pada peringatan Hari Ritel Nasional ini, Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) kembali fokus pada usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) karena kontribusi UMKM di ritel modern sangat besar.
“Untuk mendorong UMKM, Aprindo berkolaborasi dengan Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), dan swasta. Diharapkan, UMKM dan ritel modern harus tumbuh bersama dalam perkembangannya. Semakin maju UMKM, maka akan semakin tangguh pula usaha ritel modern,” ujar Setyadi.
Ketua Umum Aprindo Roy Mandey menambahkan, seiring dengan penanganan Covid-19 yang semakin baik, pertumbuhan ekonomi Indonesia juga tumbuh positif baik di kuartal II dan kuartal III. Ritel berperan penting untuk membuka akses pasar bagi UMKM. Ritel bekerja sama dengan UMKM untuk memasarkan produk.
“Kemitraan ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan daya saing UMKM. Selain itu, kolaborasi UMKM dan ritel juga diharapkan dapat menyerap tenaga kerja,” imbuh Roy.
Baca Juga: Embracing Jakarta Muslim Fashion Week, Perkenalkan Indonesia Pusat Fesyen Muslim Dunia
Leave a Comment