Hasil Panen Jagung di Kalsel Gunakan Varietas Lokal
satunusantaranews, Jakarta - Komite II DPD RI mengapresiasi pengembangan jagung unggul lokal varietas JH-37 Katuju yang dikembangkan petani Kabupaten Tanah Laut (Tala), Kalimantan Selatan (Kalsel). Pasalnya hasil panen para petani tersebut sangat menggembirakan. Provitas per hektare varietas JH-37 Katuju mencapai 7,1 ton. Sementara luas hamparan jagung yang dipanen mencapai 2200 hektare.
“Komite II mengapresiasi panen jagung di Kabupaten Tanah Laut, Kalsel. Dengan varietas jagung lokal yang dikembangkan petani ternyata hasilnya sangat luar biasa. Tentu ini bisa dikembangkan di daerah lain di Indonesia,” jelas Wakil Ketua Komite II Hasan Basri (3/3).
Varietas JH-37 Katuju merupakan hasil penangkaran benih oleh petani atau kelompok tani di Tala. Varietas lokal itu juga sudah disebarkan kepada petani atau kelompok tani di Tala dan daerah lain di Provinsi Kalimantan Selatan sejak 2019 lalu.
“Melihat hasil panen itu, banyak keuntungan yang didapat petani jika menggunakan benih sendiri. Di sisi lain, varietas yang ditangkarkan petani ini juga mampu bersaing dengan varietas lain. Artinya varietas lokal pun tidak kalah,” lanjut senator asal Provinsi Kalimantan Utara ini.
Lebih lanjut Hasan mengatakan saat pandemi seperti sekarang ini ketahanan pangan menjadi sektor yang diperhatikan. Tanaman itu menjadi salah satu alternatif bahan pokok mendukung hal itu.
"Kita harus berpikir bahwa pangan itu tidak hanya beras. Makanya perlu merintis alternatif bahan pokok lain berbasis jagung ini. Tujuannya menjamin ketahanan pangan dan lebih luasnya mendukung cita-cita swasembada pangan,” lanjutnya.
Selain itu, jagung merupakan komoditi strategis karena produktivitasnya tinggi dan kegunaannya beragam mulai dari pakan, pangan, energi dan bahan baku industri. Bahkan permintaan jagung dalam negeri yang sangat tinggi sebagian dipenuhi dengan impor.
“Komite II berharap agar sektor industri mampu menampung dan mengolah hasil panen jagung dari para petani dengan baik. Misalnya konsumsi protein hewani terutama daging ayam dan telur, berarti hal ini akan menambah kebutuhan bahan baku industri pakan,” jelasnya lagi.
Lebih lanjut Hasan mengingatkan secara nasional produktivitas jagung yang masih sangat rendah. Kementan harus memastikan tingkat produksi jagung dan memecahkan kendala seperti keterbatasan bibit unggul, ketersediaan pupuk dan sarana produksi lain.
“Menurut kami, harus ada peningkatan luas tanam dan produktivitas sebagai upaya bersama untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri, mengurangi impor dan meningkatkan volume ekspor,” katanya.
Komentar